
Memasuki musim kemarau pada bulan keempat, ancaman kekeringan menghantui Kabupaten PALI. Saat ini, mayoritas sungai dan sumber air bersih lainnya nyaris tak berisi. Kalaupun ada, tak ubahnya kubangan kerbau, yang sungguh tak layak konsumsi.
Di beberapa kawasan, utamanya di dataran tinggi seperti di Sinar Dewa, Jeramba Besi, maupun Pendopo Kecamatan Talang Ubi, warga terpaksa memanfaatkan air yang sudah berwarna keruh dan kotor untuk keperluan rumah tangga. Sementara sumur pun sudah kering kerontang.
“Kami terpaksa mandi di Lebung (anak sungai) ini, kak. Karena sumur sudah kering. Sedang PAM belum masuk. Untuk minum kami minta dengan warga lain yang sumurnya masih ada airnya. Itupun jumlahnya terbatas,” keluh Ardi, warga Kelurahan Handayani Mulia Kecamatan Talang Ubi.
Tak berbeda di kawasan Kecamatan Penukal. Meski kontur tanahnya relatif dataran rendah, namun kondisi kekeringan juga membayangi warga di sana. Sungai Sebagut yang menjadi andalan warga kini juga mengalami kekeringan. Kuantitas air di sungai yang terus mengalami pendangkalan tersebut, semenjak satu bulan lalu terus menyusut.
“Parah nian pak di dusun kami, air sungai dan sumur punyo kami lah kering galo, apolagi PAM dak masuk kesini, jadi nak minum, masak, mandi lah susah galo. Kami berharap pemerintah kabupaten PALI biso ngasih solusi untuk kami, jadi kami dsk kekeringan cak ini,” tutur Basri, warga Desa Purun Kecamatan Penukal.
Terkait hal ini, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PALI, Drs Rusman Firman MM, mengatakan bahwa pihaknya siap-siap saja jika ada permintaan masyarakat bahwa ada desa yang mengalami kesulitan air bersih, karena bencana kekeringan melanda.
“Intinya kami selalu siap melayani masyarakat. Terutama jika terjadi bencana atau keadaan darurat yang memerlukan pertolongan dari BPBD. Kami siap 24 jam,” pungkasnya. (ans)


