Kepsek SMA Bina Satria Kecewa Seleksi Paskibra

Tampak perwakilan Paskibra SMA Bina Satria Rupit sedang istirahat usai menarik diri dari seleksi Paskibra tingkat Kabupaten Muratara. (foto-sunardi/koransn.com)

Muratara, KoranSN

Kepala Sekolah (Kepsek) Sekolah Menengah Atas (SMA) Bina Satria atau SMA Plus Muara Rupit, Ahmad Holis mengaku kecewa terhadap seleksi Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) tingkat Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) tahun 2019. Ia menduga ada ‘permainan’ dalam proses seleksi tersebut.

“Kenapa kita ini setiap tahunnya cuma diambil satu dan satu, maksud saya yang salah itu dimana? sebab diantara anak yang kami kirim 24 orang itu, anak anaknya memang sudah dilatih oleh pembinanya. Sedangkan yang melatih ini bukannya orang orang biasa atau orang orang yang tidak ngerti atau sekedar tahu tahu saja, tapi memang orang yang melatih ini adalah orangnya sudah pernah ikut melatih paskibra Kabupaten. Artinya mereka lebih tahu,” ungkap Holis, Minggu (24/2/2019).

Ia meminta dalam seleksi Paskibra tahun ini harus sesuai dengan aturan dan juknis yang ada.

“Bagaimana juknisnya itulah yang kita harapkan, artinya apa untuk masa-masa yang akan datang bahwa untuk Muratara ini jangan sampai ada masalah dan harus profesional,” harapnya.

Kepsek mempertanyakan, kriteria untuk kelulusan Paskibra itu. “Dengan adanya masalah ini kenapa kita dikasih tahu oleh mereka nanti diluluskan, ada apa ini? berarti masalah ini bisa dimainkan,” ungkapnya.

Diceritakan Holis, saat seleksi Paskibra, perwakilan dari SMA Bina Satria ada 24 orang yang dikirim dan tempat seleksinya di SMA Negeri Rupit.

“Tidak ada tim seleksi yang turun langsung ke SMA ini, cuma mereka mengirim surat ke kita yang isinya untuk SMA Bina Satria digabung di SMA 1 Rupit,” ujarnya.

Terkait tiga orang siswa dari SMA Bina Satria yang masuk dalam seleksi Paskibra kabupaten, sambung Kepsek, dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada pembinanya.

Baca Juga :   Kampung Covid Disiapkan Menuju New Normal

“Kalau menurut dia dilanjutkan ya silahkan, kalau seandainya gara-gara permasalahan ini ya silahkan karna kita mengambil kebijakan tergantung dengan pembinanya,” ujarnya.

Kedepan Kepsek berharap, penyeleksi anggota Paskibra harus betul-betul mengikuti juknis dan sesuai aturan yang ada.

Sementara itu, Pembina Paskibra SMA Bina Satria Rupit, Angga Rubiansyah mengaku sebanyak 24 orang Paskibra dari SMA Bina Satria mengikuti seleksi Paskibra di SMAN Rupit.

“Dari 24 orang ini seluruhnya di tes, pada saat seleksi di SMAN Rupit anak-anak ini bukannya di adu dengan sekolah lain tapi mereka di tes sesama mereka (Satu sekolah red),” terangnya.

Dari seleksi itu lanjut Angga, yang terpilih hanya tiga orang. Menurutnya, dari tiga orang ini akan disaring kembali dan tidak menutup kemungkinan yang dapat cuma satu orang.

“Kita bodoh saja bisa mikir, nggak mungkin tidak disaring lagi. Nah, dari tiga orang ini saya kira bakal dapatnya satu, kalau cuma dapat satu untuk apa? sedangkan harapan saya untuk tahun ini jangan satu orang yang dapat dari SMA Bina Satria ini, ya paling tidak dua atau tiga orang dan masalah ini sudah saya jelaskan dengan Pak Kadispora,” ungkapnya.

Angga berharap kedepanya, jika memang SMA Bina Satria ini mau dilibatkan untuk Paskibra pada tahun tahun yang akan datang, ia minta kuotanya jangan hanya mencukupi absen saja.

“Kita ini di jantung ibu kota, kapan terdata hanya satu sedangkan anak-anak ini banyak. Enak juga kalau dapatnya ada 3 orang, kapan yang Purna Paskibra ini melatih cuma satu orang, kalau dia (Purna Paskibra) sakit otomatis anak-anak ini nggak latihan. Jadi, saya itu nggak ada kepuasan jadi pembina Paskibra seharusnya kan luar biasa,” harapnya.

Baca Juga :   Isyana Lonetasari Popo Hadiri Peringatan Hari Kartini ke-14 OKUS

Terpisah, Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga (Dispora) Kabupaten Muratara, Haidir Kalingi melalui Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Pemuda, Supriyanto membantah jika dalam seleksi Paskibra ada permainan.

“Yang diisukan permainan, titipan, itu kan su’uzon atau buruk sangka. Artinya, untuk seleksi paskibra ini saya serahkan dengan tim seleksi dari masing masing sekolah, disekolah kan dia yang nyeleksinya. Setelah diseleksi di sekolah masing masing kemudian mereka diseleksi lagi oleh tim seleksi Kecamatan di SMAN Rupit,” katanya.

Menurut Supriyanto, Seleksi Paskibra tahun ini telah sesuai dengan prosedur yang ada.

“Kalau pertanyaannya kenapa seleksi di tingkat kecamatan tidak melibatkan TNI, Polri karena pola yang dipakai dari provinsi, ya seperti itu. Jadi, hasilnya dari masing masing SLTA menyeleksi dulu wakil dari sekolahnya mana yang masuk dalam kriteria sebab di sekolah itu ada yang namanya Purna Paskibra Indonesia (PPI), merekalah yang menjadi ujung tombak untuk menyeleksi di sekolahnya masing masing, dasar dari itu dibawalah calon-calon peserta ini untuk diseleksi di Kecamatan, kami yang nyeleksinya. Hasil dari kecamatan itu baru melibatkan di kabupaten ini ngajak TNI, Polri, dan Kesehatan,” ungkapnya.

Supriyanto menjelaskan, kenapa dari SMA Bina Satria itu lulus seleksinya hanya tiga orang? Ya memang hasil seleksinya seperti itu.

“Dia ngirim 24 orang kemudian kita cek, jadi nggak bisalah ego kita didulukan. Saya juga pernah jadi guru, memang ada rasa kecewa kalau anak murid kita tidak berhasil, tapi kalau kita mau bela mati matian yang memang tidak masuk seleksi kan salah juga. Paskibra ini kan hak siswa se Muratara dan tidak fokus di Kecamatan Rupit saja,” jelasnya. (snd)





Publisher : Awid Durrohman

Lihat Juga

Lepas 290 Peserta Didik SMAN 1 Muara Enim, Plt. Bupati Serahkan Beasiswa ke Tiongkok

Muara Enim,KoranSN Plt Bupati Muara Enim, Ahmad Usmarwi Kaffah, S.H., LL.M., LL.M., Ph.D., Rabu (31/05/2023) …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!