

Pagaralam, KoranSN
Kerusakan hutan lindung (Hutlin) di Kota Pagaralam menjadi sorotan serius Pemkot Pagaralam, dalam hal ini Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kota Pagaralam. Betapa tidak, berdasarkan pantauan di lapangan, akibat kemarau panjang yang terjadi tahun lalu, kerusakan kian menjadi, mencapai ratusan hektar. Seperti yang terjadi di kawasan Gunung Dempo. Dari data Dishutbun, lahan kritis akibat kebakaran dan penebangan di kawasan Bukit Jambul yang terbesar.
Kadishutbun Kota Pagaralam, Ir M Syarbani, didampingi Kabid Inventarisasi dan Tata Guna Lahan, Agus Budiman SHut mengakui, total kerusakan hutlin, baik itu di Bukit Jambul Gunung Patah dan Bukit Dingin, kerusakannya sudah mencapai sekitar 1.132,09 hektar.
“Terparah kerusakannya di kawasan Bukit Jambul. Salahsatu lokasi kerusakannya di Jokoh, Kecamatan Dempo Tengah. Di mana, lahan kritis di lokasi tersebut diperkirakan mencapai 528,72 hektar,” ungkap Agus Budiman, Kamis (28/1/2016).
Untuk mengatasi kerusakan hutan lindung yang saat ini sudah terlanjur dijadikan areal perkebunan kopi, pihaknya sudah merencanakan untuk mengembalikan fungsinya seperti semula.
“Kita merencanakan kerusakan hutan lindung dengan HJM, hutan kemasyarakatan. Di lokasi ini nantinya akan ditanami bibit berbagai jenis pohon yang bermanfaat, namun tetap dikelola oleh masyarakat, akan tetapi tak boleh ditebang,” katanya.
Ia mengatakan, upaya ini sudah dilakukan tahapannya, tinggal menunggu realisasinya dari Kementerian yang sebelumnya sudah diverifikasi ribuan hektar dengan meninjau langsung lokasi lahan HKM.
Lanjut Agus Budiman, untuk luasan hutan lindung yang ada di Kota Pagaralam, berdasarkan SK kemenhut No.SK.866/Menhut-II/2014 tahun 2014, hutan lindung Bukit Jambul Gunung Patah sekitae 23.976,86 hektar sedangkan Bukit Dingin mencapai 2.393,81 hektar. (asn)


