Kesal Sering Nyiksa Sang Ibu, Adik Bunuh Kakak di Lubuklinggau

Suasana rumah duka korban Nasution yang tewas usai dibunuh tersangka Sastra Efendi alias Fendi yang tidak lain adik dari korban sendiri. (foto-rifat/koransn.com)

Lubuklinggau, KoranSN

Kesabaran Sastra Efendi alias Fendi (22), terhadap kakaknya Nasution (30), yang sering menyiksa dan membuat susah sang ibu kandung akhirnya mencapai puncaknya. Fendi yang kesal dan emosi dengan spontan mengambil kayu dan batu lalu menghantamkannya ke kepala bagian belakang kakaknya secara bertubi-tubi hingga sang kakak tewas.

Peristiwa pertengkaran dalam keluarga ini terjadi di Gang Permai VI Jalan Kenanga II Kelurahan Batu Urip Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau, Selasa (26/3/2019) pukul 20.00 WIB.

Informasi dihimpun, pada malam itu terjadi pertengkaran antara korban dengan ibunya, bermula korban memaksa minta uang kepada ibunya. Namun karena kondisi ekonomi maka sang ibu tak bisa memberikan uang tersebut. Melihat ibunya dipaksa membuat Fendi hilang kesabaran dan terbawa emosi, yang kemudian Fendi mengambil kayu dan batu memukul bagian belakang kepada kakaknya berulang-ulang.

Setelah kejadian korban sempat di bawa ke rumah sakit sebelum akhirnya tewas akibat cedera berat di bagian belakang kepala dan pundaknya. Sementara tersangka Fendi usai memukul kakaknya tetap di rumah, tidak kabur melarikan diri. Dia kemudian diamankan oleh Bhabinkantibmas Kelurahan Batu Urip Permai lalu dibawah ke Polsek Lubuklinggau Utara, yang selanjutnya diamankan ke Mapolres Lubuklinggau untuk proses hukum.

Baca Juga :   Pemkot Palembang Diminta Tuntaskan Dugaan Pungli di Pasar Cinde

“Abang (korban) memang sudah sering nyiksa dan menganiaya ibu. Terakhir sebelum kejadian memaksa minta uang Rp 20 juta kepada ibu untuk beli motor, tapi karena ibu nggak ada uang maka tak dikasih. Dia lalu marah-marah sama ibu. Melihat dia marah, aku spontan saja ambil kayu lalu pukul dia. Sebab saya sudah kesal sama dia,” ujar tersangka Fendi saat dihadirkan dalam gelar ungkap kasus, Rabu(27/3).

Dikatakannya, dirinya terpaksa melakukan pembunuhan terhadap kakaknya sendiri Nasution akibat tidak tahan melihat ibunya sering diperas dan dipukuli.

“Abang (korban) sudah sering memeras ibu, bahkan sejak saya masih kecil. Namun karena dulu saya masih kecil jadi saya takut dengan Abang. Abang memang seperti itu jika tidak diberi uang ia marah-marah,” katanya.

Menurutnya, saat kejadian itu terjadi korban mengamuk dan memecahkan perabotan di dalam rumah. Awalnya dirinya mencoba bersabar namun korban terus mengancam ibunya, bahkan ketika itu korban juga akan memukul sang ibu dengan menggunakan batu.

“Melihat Abang akan memukul Ibu, saya langsung mengambil kayu dan langsung memukul Abang secara berulang-ulang,” ungkapnya.

Masih dikatakannya, ketika kejadian ia tidak bisa lagi membendung emosi karena korban sudah keterlaluan memperlakukan ibunya lantaran ingin meminta uang Rp 20 juta. Bahkan sebelum kejadian kakaknya tersebut dalam waktu satu pekan sudah memeras dan meminta uang kepada ibunya lebih dari Rp 5 juta, dengan alasan untuk membeli sepeda motor. Namun setelah uang dikasih, sampai saat ini sepeda motor tersebut belum terlihat.

Baca Juga :   Kecelakaan Beruntun Truck Batu Bara, Satu Sopir Tewas Dilokasi Kejadian

“Abang setelah mendapatkan uang langsung pergi, dan keesokan harinya baru pulang setelah uang habis,” jelasnya.

Fendi mengakui jika kakaknya tersebut diduga sering menggunakan Narkoba jenis sabu. Sebab hampir setiap hari dirinya melihat korban menggunakan sabu saat di rumah.

“Kami tinggal di rumah berempat bersama dengan adik-adik, memang di dalam keluarga abang kami takuti. Saat kejadian saya khilaf melihat abang yang sudah sering memukul ibu, bahkan korban pernah ditahan gara-gara memukul ibu,” ujarnya .

Diakuinya korban memang merupakan kakaknya yang terlahir dari rahim yang sama, yakni dari rahim ibunya namun ia dan kakaknya lain ayah. Selain itu Fendi juga menyatakan dirinya menyesal telah melakukan pembunuhan terhadap kakaknya tersebut.

Kapolres Lubuklinggau, AKBP Dwi Hartono didampingi Kapolsek Lubuklinggau Utara, AKP Horison Manik dan Kasubbag Humas, AKP Junaidi Lubet mengatakan, memang korban sering memarahi ibunya karena korban tidak mempunyai pekerjaan sehingga sering meminta uang kepada ibunya.

“Karena keterbatasan ibunya tidak bisa memeberikan uang, sehingga korban marah-marah,” kata Kapolres.

Dijelaskan Kapolres, sementara untuk barang bukti yang diamankan dalam kasus ini, yakni batu dan kayu yang digunakan tersangka untuk memukul korban. (rif)





Publisher : Awid Durrohman

Lihat Juga

Sri Sulastri: Penyidikan Dugaan Korupsi KONI Sumsel 2021 Jangan Tercampur Urusan Politik!

Palembang, KoranSN Pengamat Hukum Sumsel, Dr Hj Sri Sulastri SH MHum, Minggu (4/6/2023) mengatakan, penyidikan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!