

Palembang, SN
Tingkat konsumsi susu di Indonesia masih sangat rendah. Hal itu juga terjadi di Sumatera Selatan. Kesadaran pentingnya minum susu belum dimengerti masyarakat Sumsel, padahal susu dianggap memiliki manfaat yang besar bagi kualitas manusia Indonesia.
Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian RI Yusni Emilia Harahap mengatakan, Indonesia menempati posisi ke enam se-Asia Tenggara sebagai konsumsi susu terbanyak. Diakuinya, hal itu membuktikan konsumsi susu di Indonesia masih cukup rendah.
“Kita masih dibawah Vietnam. Padahal susu itu penting,” kata dia, disela peringatan Hari Susu Nasional (HSN) ke-7 Tahun di Benteng Kuto Besak, Minggu (31/5).
Ia menuturkan, setiap 1 Juni selalu diperingati HSN agar setiap masyarakat di Indonesia menyadari pentingnya susu bagi dirinya sendiri.
Namun rendahnya minat konsumsi susu dikarenakan beberapa faktor, diantaranya karena masyarakat belum membudidayakan konsumsi susu, terutama di pedesaan. Masyarakat juga lebih banyak minum susu olahan yang bahan bakunya impor dari negara luar, sementara susu perah di Indonesia memiliki kualitas yang tidak jauh.
“Juga karena kurangnya pasokan susu dari produksi dalam negeri yang belum memadai,” katanya.
Sementara Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel H Mukti Sulaiman menuturkan, peringatan HSN dapat menjadi sosialisasi yang baik agar masyarakat Sumsel menyukai minum susu.
“Sejak 1998, sudah diteliti setiap orang harus minum susu 7,2 kg per tahun per orang. Namun di Sumsel, rata-rata baru mengkonsumsi 3,3 liter per kapital per tahun,” katanya. (yun)


