
Palembang, KoranSN.com – Bupati Musi Rawas Ridwan Mukti mengincar dukungan dari PDI Perjuangan, dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Bengkulu, Desember mendatang. Sejauh ini, ia mengklaim sudah mendapat dukungan dari PKB, Hanura dan PKPI.
Hal ini diungkapkan Ridwan Mukti usai menghadiri pembukaan fit and profertest atau uji kelayakan dan kepatutan bakal calon bupati dan wakil bupati dari PDI Perjuangan Sumsel, Bengkulu dan Lampung di Hotel Aston, Rabu (13/5).
“Syarat untuk maju menjadi calon Gubernur Bengkulu harus mendapatkan 9 kursi, sejauh ini saya sudah didukung PKB 4 kursi, Hanura 2 kursi dan PKPI 1 kursi. Sekarang sedang mencari partai pendukung lain selain Golkar, salah satunya dari PDI Perjuangann,” kata Politisi Partai Golkar ini.
Ridwan mengaku, tertarik untuk maju di Pilgub Bengkulu, karena bertepatan dengan masa jabatannya sebagai Bupati Musi Rawas berakhir pada Oktober ini, dan juga Provinsi Bengkulu berbatasan dengan kabupaten Musi Rawas, sehingga perkembangannya selalu termonitor.
“Selain itu, ibu saya orang Bengkulu, dan istri saya juga orang Bengkulu, jadi ada keterpanggilan untuk memajukan daerah Bengkulu,” ujarnya.
Apalagi menurutnya, meski tercatat sebagai provinsi tua, namun dibanding provinsi tetangga, seperti Bangka Belitung, Bengkulu masih jauh tertinggal. Faktanya, berdasarkan ekspos Bapenas tahun 2014, Bengkulu menjadi provinsi paling tertinggal dengan berada di urutan 32 dari 34 provinsi se- Indonesia.
“Dengan melihat kondisi seperti ini sebagai anak bangsa kita merasa terpanggil, dan tentunya ini adalah kesempatan untuk mengukir sejarah,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, karena menjadi provinsi tertinggal, maka diperlukan kebijakan terobosan, dan itu harus mendapat dukungan dari banyak Parpol, terutama Parpol penguasa, seperti PDI Perjuangan, Nasdem dan Hanura.
“Kita bukan hanya sekadar mencalonkan diri, tetapi kita ingin berprestasi, dan untuk meralisasikan itu kita memerlukan partai penguasa, seperti PDI Perjuangan, Nasdem, dan Hanura, saya sudah dapat dukungan dari Hanura, PKB, PKPI, dan lagi berupaya juga Partai Golkar dan PPP. Dengan didukung 7 partai ini tentunya selain target memenangkn Pilgub, begitu ‘jadi’ kita bisa menstabilkan politik, dengan begitu kita bisa fokus untuk membangun provinsi Bengkulu,” beber Ridwan.
Ia menambahkan, ketidak stabilan politik sangat berpengaruh terhadap perkembangan daerah, misalnya saja pada zaman kepemimpinan Gubernur Agusrin, karena banyaknya dinamika politik pada waktu, berimbas terhadap kinerja Gubernur.
“Sejarahnya, kita melihat zaman paka Agusrin, kan lima tahun gak bisa kerja, karena dinamika politik saat itu, kemudian zaman pak Hasan Zein, juga belum maksimal, pengalaman ini harus diantisipasimulai dari sekarang,” tukasnya.
Ia optimis mampu bekerja maksimal jika dipercaya memimpin Bengkulu lima tahun kedepan, berbekal pengalamannya sebagai Bupati Musi Rawas selama 10 tahun.
“Seperti pada 2005, saat mencalon di Musi Rawas, pada saat itu Musi Rawas menjadi daerah tertinggal, bahkan menjadi kabupaten yang paling tertinggal dari 15 kabupaten/kota yang ada di Sumsel pada saat itu. Mungkin pengalaman- pengalaman saya selama 10 tahun terjun ke desa desa dapat dilakukan juga di Bengkulu yang sekarang dalam kondisi memprihatinkan,” ujarnya.
Lanjutnya, untuk calon wakil gubernur yang mendampingi, ia akan menyerahkan kepada Parpol pengusung. “Namun, yang pasti calon pendamping harus mendukung elektabilitas, dan satu ideologi, bahwa berkeinginan untuk membangun Bengkulu dan menuntaskan masalah kemiskinan, dan membuka lapangan kerja. Jadi, hal-hal dasar yang kita prioritaskan,” pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjend) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan PDI Perjuangan tidak akan mengusung dan memberikan rekomendasi kepada bakal calon kepala daerah yang terlibat atau sedang tersandung kasus korupsi.
“Tentunya akan menjadi bahan pertimbangan DPP PDI-P bagi balon yang terlibat kasus korupsi. DPP tidak akan melanjutkan proses bagi bakal calon yang terlibat korupsi, meskipun ia sudah mendaftar baik kader maupun bakal calon dari luar partai,” ujar Hasto. (awj)


