Megalith itu Terabaikan, Padahal ini Aset Berharga

TERLALU sibuk mengemas paket wisata yang itu-itu saja, banyak yang melupakan begitu banyak peninggalan sejarah di Sumsel (bukan hanya Palembang). Misalnya kita berkunjung ke wilayah Pagaralam, kita akan terpana banyaknya peninggalan benda-benda sejarah dan pra sejarah. Batu-batu besar berbentuk mahluk hidup, dolmen, gua, patung-patung, bahkan alat-alat perlengkapan dari batu atau tembaga banyak ditemukan.

Mirisnya peninggalan sejarah ini bisa dikatakan tak dipelihara dengan baik, dan pemanfaatannya kurang maksimal. Padahal begitu banyak warga luar Pagaralam yang sudah berkunjung ke lokasi ini. Mereka mempromosikan sendiri aset berharga ini di media sosial. Tak terhitung lagi pendatang yang berkunjung dengan inisiatif sendiri ke lokasi, padahal selama ini promosi untuk aset ini sangat minim.

Dari keterangan budayawan setempat, literatur, buku-buku sejarah, diketahui Pagaralam di masa lampau ternyata telah ada peradaban  yang sangat tinggi. Ini diketahui dan ditandai dengan adanya temuan-temuan megalith dengan beragam bentuk tersebar  di berbagai tempat.

Tak hanya  itu kebudayaan sangat setempat mencerminkan pendahulu di Pagaralam adalah leluhur nan agung. Peninggalan yang sangat banyak ini dapat menjadi saksi sejarah dan aset wisata yang berharga, ini tak dipunyai daerah atau negara lain.

Baca Juga :   Pagaralam Terbaik Pembayaran Iuran BPJS ke Pusat

Pemprov Sumsel dan Pemkot Pagaralam diharapkan dapat bersinergi untuk menjadikan aset tak ternilai menjadi bukti sejarah, yang bisa menjadi aset wisata, bahan kajian ilimiah, dan bukti kemajuan peradaban Negeri ini di masa lampau.

Tak banyak negara di dunia ini yang tak  punya bukti kemajuan peradaban di masa sejarah dan pra sejarah.

Kita contohkan saja Malaysia, kadang monumen yang dibangun tahun 1950-an saja dijadikan aset wisata. Karena dikemas baik dan dipromosikan dengan  berbagai cara, orang  tertarik untuk melihat. Tinggal saat ini menjaga dan mempromosikannya, tentu akan banyak wisatawan yang akan penasaran.

Begitu banyak ditemukan benda-benda bersejarah, benda peninggalan masa purba, megalitikum oleh masyarakat maupun dari peneliti, tetapi benda-benda itu kondisnya sudah banyak yang rusak.

Kerusakan benda-benda berharga ini disebabkan tempahan alam dan tak ada perawatan. Misalnya ada permukaan batu saat ditemukan sudah banyak tertimbun tanah, dan hanya sebagian kecil saja masih terlihat.

Banyak penemuan benda bersejarah sejenis megalith oleh masyarakat belum belum dilaporkan ke pihak terkait dalam hal ini Balai Arkeolog. Ini disebabkan pengetahuan warga tentang nilai arti sejarah yang minim. Padahal peninggalan seperti itu adalah  aset dan harta yang tak terhingga.

Baca Juga :   Zakat Fitrah 2,5 Kg Beras atau Uang Rp 22.500

Dari sana dapat diketahui riwayat, sejarah, silsilah suatu daerah. Sedangkan  untuk masa sekarang, peninggalan megalith adalah aset wisata yang sangat menarik.

Pernah di Pagaralam ditemukan kepala arca yang sudah terlepas hingga terpental beberapa meter, dan ada juga sudah kembali terkubur tanah. Harusnya Dinas Pariwisata setempat langsung mengadakan penelitian  di daerah tersebut. Saat ini belum ada upaya maksimal dari pemerintah daerah untuk mengungkap kilasan sejarah di Bumi Besemah.

Padahal ini tentu bisa dimulai dengan meneliti dan menghubungkan antara temuan satu dengan yang lainnya. Jangan sampai temuan megalith atau benda bersejarah dianggap hal yang sangat biasa, karena sangat sering ditemukan di daerah tersebut.

Diharapkan banyaknya temuan  benda bersejarah dalam kondisi rusak, untuk segara diselamatkan dan dirawat. Karena  hal tersebut adalah bagian dari  bukti tingginya peradaban di Pagaralam.  Belum ada kata terlambat untuk menjaga peninggalan yang tak ternilai ini. (***)





Publisher : Ferdin Ferdin

Pewarta Harian Suara Nusantara, www.koransn.com, Mingguan Suara Negeriku.

Lihat Juga

Kadiv Administrasi Kemenkumham Sumsel Tinjau Progress Pembangunan Lapas Pagaralam

Pagaralam, KoranSN Kepala Divisi Administrasi Kemenkumham Sumsel, Rahmi Widhiyanti meninjau progress pembangunan Lapas Kelas III …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!