
Keanggotaan Swedia
Sekjen NATO Jens Stoltenberg juga mengungkapkan pada Kamis (1/6/2023) bahwa dirinya saat ini akan melawat ke Turki untuk membahas mengenai keanggotaan penuh NATO bagi Swedia. Lawatan itu karena hingga kini Turki masih keberatan Swedia bergabung sebagai negara anggota ke-32 di NATO.
Keanggotaan penuh bagi Swedia juga diungkapkan oleh berbagai menteri luar negeri negara-negara NATO lainnya, seperti Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken yang menyatakan pihaknya terus bekerja menyelesaikan proses masuknya Swedia pada saat pertemuan di Vilnius, Lithuania.
Seperti diketahui, NATO akan menggelar komite tingkat tinggi (KTT) yang dijadwalkan bakal diselenggarakan di Vilnius, Lithuania, Juli mendatang.
Menteri Luar Negeri Lithuania Gabrielus Landsbergis, sebagai tuan rumah memiliki harapan tinggi bahwa bendera Swedia akan dikibarkan dengan negara-negara anggota NATO lainnya saat KTT di Vilnius, yang berarti menandakan masuknya Swedia menjadi anggota penuh NATO.
Bila masuknya Swedia menjadi bagian dari keluarga NATO pada Juli mendatang dipenuhi dengan rasa optimisme, tetapi untuk keanggotaan penuh bagi Ukraina sepertinya masih harus menunggu jangka yang lebih lama lagi.
Menteri Pertahanan Inggris Raya Ben Wallace di sela-sela mengikuti acara Dialog Shangri-La di Singapura, Jumat (2/6/2023), menyatakan bahwa jalan bagi Ukraina bergabung dengan NATO terbuka, meski realitas politik kemungkinan akan memperlambat proses tersebut.
Sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Kamis (1/6/2023) menyatakan Ukraina harus diberikan jaminan keamanan yang jelas dan kuat saat KTT di Lithuania.
Namun demikian, Macron tidak memberikan perincian mengenai jaminan keamanan yang jelas dan kuat seperti apa yang harus diberikan ke Ukraina.
Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Kamis (1/6/2023) mengungkapkan bahwa jaminan keamanan yang diberikan Barat kepada Ukraina perlu berbeda dengan status sebagai anggota penuh NATO.
Scholz, seperti dilaporkan Reuters, menyatakan bahwa jaminan itu perlu dirancang sehingga memberikan Ukraina rasa aman yang diperlukan terhadap bahaya diserang.
Membaca berbagai pernyataan tersebut, terlihat sebenarnya Ukraina sudah berada di jalan untuk bergabung ke NATO, tetapi untuk mendapatkan status sebagai anggota penuh, hal itu tampaknya masih harus melewati jalan yang panjang dan berliku, terutama dengan masih adanya invasi yang dilakukan Rusia. (Antara/andi)


