Menanti Kiprah dan Langkah G7

Presiden Joko Widodo (kiri) duduk di samping Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida saat menghadiri Sesi Kerja Mitra G7 yang membahas soal iklim, energi, dan lingkungan di Hotel Grand Prince, Hiroshima, Jepang, Sabtu (20/5/2023). (Foto-Antara)

Jakarta, KoranSN

Helat akbar para pemimpin negara elite dunia KTT ke-49 G7 Hiroshima ditutup, Minggu (21/5/2023), dengan isu utama sanksi terhadap Rusia, relasi dengan China ke depan dan dukungan bagi Ukraina.

Motto lawas “Tidak ada kawan atau lawan abadi, yang ada cuma kepentingan abadi” terbukti pada kilas balik sejarah, saat AS menjatuhkan bom nuklir di Hiroshima yang meluluhlantakkan kota itu dan menewaskan 146 ribu penduduknya pada 6 Agustus 1945.

Jerman, Italia, dan Jepang pada Perang Dunia II lalu membentuk Blok Poros (Axis) melawan AS dan sekutu-sekutunya (Prancis, Inggris, Kanada) yang kini seluruh pihak bernaung di bawah G7.

Dunia berputar dan bandul konstelasi geopolitik terus berayun. Kini kubu G7 berseberangan dengan Rusia dan China terkait rivalitas di bidang ekonomi atau dukung-mendukung terkait sengketa wilayah.

Baca Juga :   Korut Tembakkan Rudal Jelajah Jarak Dekat ke Laut

Dari 66 butir pernyataan akhir KTT ke-49 KTT G7 Hiroshima, antara lain dimuat dukungan tanpa batas waktu bagi Ukraina selama yang dibutuhkan untuk menghadapi agresi Rusia.

Presiden Ukraina Voldymyr Zelenskyy juga mendapat kesempatan untuk menyampaikan pesan langsung di hadapan para pemimpin G7 dalam sesi kerja di hari terakhir KTT, Minggu (21/5/2023).

Zelenskyy, sebelum mengikuti KTT G7 juga melakukan roadshow mencari dukungan ke sejumlah negara Uni Eropa, seperti Jerman, Inggris dan Prancis, bahkan sebelumnya menghadiri KTT Liga Arab.

Upaya memperkokoh kerja sama dan mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka juga menjadi salah satu agenda bahasan KTT G7.

Mengenai program perlucutan senjata, G7 mendorong agenda untuk mewujudkan stabilitas dunia tanpa senjata nuklir, sedangkan di bidang ekonomi, dibahas ketangguhan G7 dari distorsi rantai pasok dan praktik nonpasar, serta tekanan ekonomi (dari China-red).

Baca Juga :   KBRI Tokyo: Tidak Ada Korban WNI Akibat Gempa Jepang

Terkait relasi dengan China, dalam komunike terakhir disebutkan, G7 akan mengoordinasikan pendekatan baru untuk menjaga ketahanan dan keamanan ekonomi global berdasarkan diversifikasi dan pengurangan risiko, bukan dengan pemutusan hubungan.

Di bidang Iklim dan Energi, dalam KTT ke-49 G7 2023 dibahas upaya untuk mendorong target nolemisi (net-zero emission) pada 2050, mengacu pada kesepakatan Pertemuan Paris (Conference of Parties – COP) 2015.

Ketujuh pemimpin G7, yakni PM Jepang Fumio Kishida (tuan rumah), Presiden AS Joe Biden, Kanselir Jerman Olaf Scholz, PM Inggris Rishi Sunak, PM Italia Georgia Meloni, PM Kanada Justin Trudaeu, Presiden Prancis Emannuel Macron, plus dua wakil Uni Eropa (Presiden Dewan Eropa Charles Michel dan Ketua Komisi UE Ursula von Leyen) hadir.

Selain Presiden Jokowi, kepala pemerintah non-G7 yang diundang di KTT ke-49 G7, PM Australia Anthoni Albenese, PM Kepulauan Cook Mark Brown, Presiden Brazil Inacio Lula da Silva, PM India Narendra Modi, Presiden Korea Selatan Yoon Seuk Yeol, Presiden Komoro Azali Assoumani, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. HALAMAN SELANJUTNYA>>





Publisher : Apriandi

Lihat Juga

Mantan Wapres AS Mike Pence Tantang Trump dalam Pilpres 2024

Washington, KoranSN Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence pada Rabu (7/6/2023) resmi memulai rangkaian …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!