



Jakarta, KoranSN
Ketika diperkenalkan pada acara World Economic Forum di Davos, Swiss, beberapa waktu lalu, ChatGPT yang dikembangkan dari teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence) mendadak menjadi buah bibir.
ChatGPT adalah kecerdasan buatan generatif yang dikembangkan oleh OpenAI, startup yang fokus pada riset kecerdasan buatan. OpenAI didirikan oleh ilmuwan dan tokoh besar teknologi, salah satunya Elon Musk.
Melansir Reuters, ChatGPT berupa chatbot canggih yang bisa mempelajari data dalam jumlah yang sangat banyak supaya bisa menjawab berbagai pertanyaan. ChatGPT dilatih supaya bisa menjawab semirip mungkin dengan manusia, bahkan disebut bisa memberikan jawaban yang panjang.
Berkat kemampuan itu, ChatGPT mendapat sambutan hangat dari industri teknologi di Silicon Valley, baik dari segi investasi maupun minat menggunakan chatbot tersebut. Microsoft, salah satu investor OpenAI, akan menggelontorkan lebih banyak dolar untuk pengembangan kecerdasan buatan oleh OpenAI.
CEO Cloudfare Inc Matthew Prince menilai AI generatif seperti ChatGPT bisa memiliki kemampuan sebaik programmer junior. Cloudfare menggunakan teknologi semacam itu untuk menulis kode pada platform Workers.
Mereka berminat menggunakan teknologi serupa untuk menjawab pertanyaan konsumen dengan cepat, terutama untuk layanan yang gratis. HALAMAN SELANJUTNYA>>


