
Palembang,KoranSN
SELALU dan akan terus menjadi pertanyaan bisakah Pemerintahan saat ini memberikan kesejahteraan yang utuh, memakmurkan rakyat, dan menegakkan Negeri ini untuk bisa dihargai di semua lini tata pemerintahan. Banyak yang mengatakan, walaupun saat ini kondisi sangat sulit, ini adalah sebuah proses untuk mencapai kemajuan bagi Negeri ini. Lalu kapan itu akan terjadi? Kita tunggu saja, episode demi episode. Semoga perjalanannya lancar dan pejabat tak ingkar janji.
Rakyat tak mengharapkan kebijakan tak berpihak atau menyengsarakan. Di penjuru Negeri ini masih banyak rakyat yang hidup susah. Kemudian dalam tata pemerintahan, ternyata korupsi masih merajalela dan dilakukan banyak pejabat. Semua ini menjadi beban berat bagi penguasa saat ini.
Termasuk di dalam melakukan revolusi di segala lini kehidupan dan tata pemerintahan agar Bangsa yang besar ini memang dihargai. Rakyat yang hidup di Bumi Pertiwi ini berhak untuk menuntut hal tersebut ke pemerintahan yang saat ini berkuasa. Karena itu semua sesuai yang dijanjikan.Memang besar harapan untuk semua ini ada perubahan, tetapi mungkin rakyat sudah terlalu lama merasakan kondisi yang sama, hingga bukan sikap optimis yang muncul.
Untuk gambaran saja, saat ini harga komoditi pertanian, perkebunan makin menurun. Padahal ini yang dijanjikan pemerintahan. Inilah yang menjadi modal bagi Negeri ini. Jangan sampai belum apa-apa rakyat sudah harus menahan nafas dalam-dalam atau mengencangkan ikat pinggang. Diharapkan pemerintah segera membuat kebijakan atau mencari solusi untuk semua ini. Harga karet murah, harga sawit begitu juga, sama halnya dengan hasil pertanian lainnya. Di lain sisi, harga pupuk mahal.
Tetapi semua harus berkeyakinan, pemerintahan saat ini bisa memberikan sesuatu yang baik bagi Negeri ini. Berikan ruang dan waktu untuk memperbaiki sendi-sendi yang selama ini belum tersentuh perbaikan. Bukankah bila memang hasilnya baik, tentu semua untuk masyarakat.
Hal yang utama harus ditekankan, bagaimana dengan pengawasan untuk semuanya. Karena pengalaman dan sejarah Bangsa ini sudah menunjukkan, kadang kita terlena dan terbuai dengan sesuatu yang indah, tetapi dalam perjalanannya kita baru tersadar bahwa saking senangnya kita, maka semuanya berjalan tak sesuai koridor. (***)


