
Saka Dawa
Dua hari dianggap sudah cukup bagi para delegasi untuk melakukan aklimatisasi atau penyesuai diri dengan iklim atau lingkungan tertentu selama berada di ibu kota Daerah Otonomi Tibet.
Meskipun sehari sebelumnya melakukan aktivitas kunjungan ke beberapa tempat, para delegasi terlihat bugar pada Sabtu (20/5/2023) pagi.
Bahkan, ketika sampai di alun-alun depan Isata Potala, tak banyak yang menunjukkan wajah kelelahan, seperti pada saat hari pertama di Lhasa.
Pada hari kelima di Tibet itulah, para delegasi mendapatkan kesempatan mengunjungi Istana Potala.
Pagi itu pintu depan dan pintu samping istana yang pertama kali dibangun Raja Tibet Songsten Gampo pada tahun 637 Masehi itu sudah dipadati ribuan pengunjung yang mengular dalam antrean.
Pada Sabtu (20/5/2023) pagi itu memang masyarakat lokal sedang merayakan Saka Dawa atau munculnya bintang Saga pada bulan keempat menurut sistem penanggalan Buddha Tibet.
Kebanyakan dari para pengunjung yang memang warga lokal itu ingin melakukan persembahyangan di Istana Potala selama perayaan Saka Dawa atau Saga Dawa yang berlangsung hingga 4 Juni 2023 itu.
Selama perayaan tersebut berlangsung, umat Buddha Tibet dianjurkan bersedekah, menahan diri tidak membunuh binatang atau mengonsumsi dagingnya, dan melepaskan hewan yang ditangkapnya ke habitat alami.
“Ayo segera naik. Kita akan menuju Istana,” kata Puntsok Tashi, seorang pemandu para delegasi, memberikan komando.
Konvoi mobil van meninggalkan alun-alun, melalui jalan protokol, lalu belok kanan sampai pada sebuah areal pemberhentian kendaraan bermotor.
Dari tempat parkir kendaraan VIP itu, para delegasi berjalan kaki sekitar 300 meter. HALAMAN SELANJUTNYA>>


