
UNTUK diketahui pendangkalan alur Sungai Musi makin parah, kesimpulan ini bukan tanpa alasan. Karena ciri umum yang sangat jelas terlihat mata telanjang adalah dari aktivitas pelayaran di sungai terbesar di Sumsel tersebut.
Lihat dan buktikan, mana ada lagi kapal besar yang berani masuk dan berlabuh di sepanjang sungai. Ini dilakukan karena nahkoda kapal tak mau ambil resiko tertambat sedimentasi lumpur.
Pengerukan Sungai Musi bukan tak pernah dilakukan, pemerintah daerah selalu menganggarkan pengerukan untuk sungai ini. Bahkan untuk menyedot beberapa titik lumpur dulunya dibantu pihak ketiga dari luar negeri. Tetapi karena banyak faktor, tetap saja Sungai Musi yang digunakan untuk alur pelayaran tersebut menjadi dangkal.
Banyak jenis kehidupan dan denyut nadi
masyarakat bergerak dari sini, hingga kini pun Sungai Musi masih menjadi alternatif jalur transportasi ke daerah tertentu dan untuk kepentingan tertentu.
Tetapi karena pendangkalan, fungsi-fungsi tersebut semakin hilang. Kita tak ingin apa yang kita bangga-banggakan selama ini justru menjadi hal yang menghalangi kita, karena kita terlupa untuk menjaganya.
Selain pesona Sungai Musi saat ini menjadi tergerus. Hal ini sangat bertolak belakang karena Pemprov Sumsel dan Pemkot Palembang justru menjadikan Sungai Musi menjadi aset wisata. Silahkan lihat sungai ini pada siang hari, air terlihat coklat, keruh, ada sampah plastik, dan enceng gondok.
Kini pergerakan mulai terjadi, mulai banyak aktivitas santai untuk berwisata di pinggiran Sungai Musi. Tetapi itu saja tak cukup, untuk menikmati sungai sebagai wisata yang baik, harus didukung kebersihan sungai itu sendiri.
Ini adalah tugas Pemkot dan warga Kota Palembang, untuk mengembalikan Sungai Musi seperti semula. Karena dari cerita pendahulu kita,
budayawan kota ini, atau membaca literatur, menyusuri Sungai Musi dan melihat anak sungai Musi menjadi kenangan yang tak terlupakan.
Air sungai yang jernih, dengan aliran air dari anak-anak sungai yang lancar, dan tak ada limbah, membuat siapa saja yang menyusuri sungai terpanjang di Provinsi Sumsel ini menjadi tak bosan.
Sungai Musi sendiri menjadi kebanggaan rakyat Sumsel, panjangnya sekitar 750 km dan merupakan sungai yang terpanjang di Pulau Sumatera. Sejak masa keemasan Kerajaan Sriwijaya, Sungai Musi ini terkenal sebagai sarana utama transportasi kerajaan dan masyarakat. Kondisi ini tetap berlanjut pada masa pemerintahan Kesultanan Palembang Darussalam.
Mari kita niatkan untuk mengembalikan Sungai Musi menjadi sungai yang bersih, indah, dan memang bisa dijadikan tempat berwisata yang aman dan nyaman. (***)


