
PALI, SN
Launching Pemilukada Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), dinilai warga dan tokoh pemuda di Bumi Serapat Serasan minim sosialisasi dari pihak penyelenggara Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Muaraenim.
Meskipun sekretariat KPUD Kabupaten PALI sudah dibentuk beberapa bulan lalu, yang bertempat di Jalan Merdeka, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten PALI, dari kacamata warga belum bekerja secara maksimal untuk mensosialisakan pemilihan 9 Desember 2015 mendatang.
Pantauan SN, Kamis (10/6) di lokasi launching Pemilukada, massa yang hadir didominasi dari SKPD Kabupaten PALI, terlihat dari mereka memakai seragam Pekaian Dinas Harian (PDH) berwarna coklat muda.
Walaupun Launching pemilihan Bupati dan Wabup PALI, dimeriahkan artis ternama Cucu Cahyati. Namun, tetap saja sepi penonton, usai ketua KPU RI, Husni Kamil Manik, Wakil Gubernur Sumsel, Ishak Mekki dan tamu undangan lainnya meninggalkan Gelora November Komperta Pendopo.
“Masyarakat awam seperti kami tidak tahu, jadwal pemilihan Bupati dan wakil bupati PALI? Kabupaten PALI, tidak ada sosialisasi di Kecamatan Abab atau banner dan baliho jadwal pemilihan Bupati PALI,” kata Roni (32), warga Kecamatan Tanah Abang, ketika jumpai SN di terminal Pendopo, Rabu (10/6).
Roni dan warga lainnya baru mengetahui pemilihan Bupati dan Wabup setelah, awak media mengatakan pemilihan Bupati akan digelar 9 Desember 2015 secara serentak di 308 Kabupaten/kota Indonesia, termasuk di Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten PALI.
“Saya baru tahu dari kamu dek pemilihan Bupati PALI akan digelar di 9 Desember mendatang secara serentak,” ungkap Roni kepada SN.
Ditambahkan tokoh pemuda PALI, Firdaus Hasbullah SH, meminta KPUD Muaraenim, lebih intens melakukan sosialisasi kepada masyarakat terhadap penyelenggaraan pemilihan Bupati dan Wabup PALI di DOB.
“Dengan anggaran mencapai puluhan miliar dari APBD PALI dan dibantu Provinsi Sumsel, tidak mungkin mereka tidak bisa melakukan sosialisasi, kalau seperti ini kinerja KPUD sebagai penyelenggara ?pemilihan Bupati dan Wabup tidak maksimal dan saya nilai tidak bisa berkerja,” kata aktivis tahun 1998 ini. (ans)


