
Tak memiliki meja dan kursi, siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Pertambangan yang terletak di Kelurahan Lebuay Bandung Kecamatan Merapi Timur tepatnya di perbatasan Kabupaten Lahat dengan Kabupaten Muara Enim ini tetap belajar, meski mereka harus berjam-jam duduk di lantai ruang kelasnya.
Menurut salah seorang siswa yang minta namanya tidak disebutkan saat dihubungi koran ini, Minggu (6/9) menyampaikan sampai saat ini di sekolahnya masih minim sekali fasilitas sarana dan perasarana penunjang kegaiatan belajar mengajar, seperti kursi dan meja sehingga dia dan puluhan temannya harus duduk di lantai saat kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung.
“Tahun ajaran 2015–2016, SMKN 1 Pertambangan baru membuka tahap pertama dengan kondisi kelas yang seadanya dan juga fasilitas infrastruktur masih banyak kekurangan, sehingga kami belajarnya masih duduk di lantai di dalam kelas dikarenakan belum ada kursi,” ungkapnya.
Ditambahkannya, saat ini ada tiga rombongan belajar (Rombel) yaang belum memiliki kursi dan meja, mereka saat ini duduk di lantai yang berdebu mengkituti KBM di kelasnya.
“Kami bersekolah di SMKN 1 Pertambangan ini meski belajar duduk di lantai kami harus tetap semangat,” ujar siswa ini.
Sementara salah seorang guru kelas SMKN 1 Pertambangan Dian Susanti SPd tidak menampik hal itu saat ditemui wartawan, dirinya mengatakan memang benar terkait persoalan kursi dan meja di sekolah ini, dan masih ada tiga kelas yang belum memiliki fasilitas itu, namun siswanya masih harus belajar meski dilantai saat mengikuti proses KBM ini.
“Ya kita aku saat ini memang di 3 kelas siswa kita saat mengikuti kegiatan belajar mengajar harus duduk di lantai karena meja dan kursi belum ada,” ungkap Dian.
Menurut Dian, sebenarnya kursi dan meja itu sudah ada bantuan dari Pemerintah Kabupaten Lahat, namun pihak sekolah masih menunggu serah terimanya saja.
“Belum lama ini Sekda Kabupaten Lahat Bapak Nasrun Aswari SE MM mengunjungi sekolah SMKN Pertambangan ini, dan sudah melihat segala kondisi dan keterbatasan sarana perasarana yang ada disekolah yang baru saja menerimah siswa pertama Tahun ajaran 2015 – 2016,” paparnya.
Menurut dia, banyaknya minat masyarakat yang bersekolah di SMKN Pertambangan ini membuat fasilitas di sekolah itu tidak bisa menampung semua siswa yang mendaftar di tahun ajaran 2015–2016 ini.
“Siswa yang mendaftar tahun ini sampai enam rombel, satu rombel terdiri dari tiga puluh enam siswa, masing-masing siswa berasal dari Kecamatan Merapi Timur sebanyak enam puluh persen dan luar Kota Lahat berasal dari Kabupaten tetangga yakni Kabupaten Muara Enim sebanyak empat puluh persen siswa yang bersekolah di SMKN Pertambangan,” pungkasnya.
Semetara itu sampai berita ini ditulis Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lahat, Sutuko, belum dapat dihubungi. (fiz)


