

Muratara, KoranSN
Bupati Musi Rawas Utara (Muratara) HM. Syarif Hidayat membuka acara penilaian Lomba Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) XVI dan Hari Kesatuan Gerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (HKG-PKK) ke-47 tingkat Provinsi Sumsel. Acara berlangsung di Desa Batu Gajah Baru, Kecamatan Rupit, Kamis (21/3/2019).
Dalam sambutannya, Bupati Muratara Syarif Hidayat mengucapkan terima kasih atas di pilihnya Muratara sebagai pusat acara dari penilaian BBGRM tingkat Provinsi Sumsel XVI.
“Saya menilai kemajuan pesat yang digapai oleh Desa Batu Gajah Baru, kemajuan ini tak luput dari peran penting pemerintah desa dan masyarakatnya yang kompak dan bersatu,” ungkap Bupati.
Menurutnya, Desa Batu Gajah ini sangat bagus, di jalannya terpampang asmaul husna, dan pada malam hari lampu jalannya hidup.
“Itu saya amati sendiri saat melintas di desa ini pada malam hari,” ungkapnya.
Sementara, Kepala Dinas PMD-P3A Kabupaten Muratara, Hj Gusti Rohmani mengatakan, tujuan dari diselenggarakannya acara ini adalah untuk membangkitkan kesatuan masyarakat dalam menegakkan kembali budaya gotong royong,
“Gotong royong merupakan budaya kita sejak dahulu, namun budaya tersebut sudah pudar. Dengan adanya kemajuan tehnologi, sekarang kita ingin membangkitkan kembali budaya gotong royong di kabupaten Muratara terkhususnya, dengan program Jumat Bersih,” katanya.
Selain menggalakkan program Jumat Bersih, lanjut Kepala Dina PMD-P3A, pihaknya juga akan memberikan apresiasi dengan memberikan penghargaan kepada desa yang memiliki aktivitas budaya gotong royong. Pihaknya juga memberikan apresiasi kepada Desa Batu Gajah Baru yang dapat mewakili Muratara di tingkat provinsi.
“Pada tahun ini kabupaten kita diwakili oleh Desa Batu Gaja Baru, pemilihan desa ini menjadi wakil Kabupaten Muratara berdasarkan banyak penilaian,” katanya.
Ia menyebut, selain rutin melaksanakan gotong royong Jumat Bersih, Desa Batu Gaja Baru sudah banyak melaksanakan hal lainnya dengan gotong royong, seperti pembangunan pagar Masjid Nurul Hidaya melalui swadaya masyarakat, jalan menuju pemakaman, tanah parkir mushollah, mushollah baitul rahman, jalan menuju ke sungai, Tanah lokasi pembangunan SMP Maur lokal jauh, tangga ke sungai, tanah pemakaman, semuanya itu melalui swadaya masyarakat Desa Batu Gaja Baru.
Sementara itu perwakilan dari Tim juri, Puat Jarkasih mengatakan dirinya merasa kagum saat pertama kali mendatangi Desa Batu Gaja Baru, karena selama mereka mengunjungi Desa di Sumsel baru di Batu Gajah Baru yang sepanjang jalannya terpampang Asmaul Husna.
“Kalau di perkotaan sudah ada, namun di pedesaan baru desa ini yang memiliki plang asmaul husna sepanjang jalan desanya, kami harapkan ini dapat menambahkan nilai plus dalam penilaian,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Puat Jarkasih menjelaskan ada empat aspek yang akan dicapai dengan membudayakan gotong royong. “Pertama kemasyarakatan. Kedua, bidang ekonomi. Ketiga, sosial budaya dan agama dan keempat lingkungan. (snd)


