Ofensif Balik Ukraina dan Konflik yang Kian Sulit Didamaikan

Foto asip – Tentara Ukraina saat operasi antiterorisme di Ukraina Timur pada 27 Oktober 2015. (Foto-Antara/Kementerian Pertahanan Ukraina via Wikimedia Commons)

Jakarta, KoranSN

Ukraina kini telah mengubah posisinya dari pihak yang diserang menjadi yang menyerang setelah mengambil posisi ofensif usai mendapatkan pasokan peralatan militer canggih dari Barat.

Bahkan Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui sudah dimulainya serangan balik Ukraina itu.

“Kami bisa pastikan ofensif Ukaina ini sudah dimulai, tapi pasukan Ukraina gagal mencapai tujuannya di medan tempur apa pun,” kata Putin dalam wawancara yang disiarkan dalam aplikasi pesan Telegram pada Kamis (8/6/2023).

Lembaga think-tank Institute for the Study of War juga menyatakan hal yang sama dengan Putin.

Menurut lembaga ini, formasi tempur Ukraina berubah menjadi menyerang, baik di bagian timur termasuk di Bakhmut maupun di bagian selatan termasuk Zaporizhia.

Baca Juga :   Kolombia Habiskan 1 Miliar Dolar AS Untuk Modernisasi Alat Militer

Sejauh ini militer Ukraina enggan mengungkapkan apakah serangan balasan itu sudah dimulai atau belum.

Namun, pakar-pakar militer, termasuk blogger perang Rusia, menyatakan dalam beberapa hari terakhir terjadi pertempuran sengit di sepanjang 1.000 km garis depan perang, dari Kherson di selatan sampai perbatasan Ukraina-Rusia di timur.

Berbeda dari klaim Putin bahwa Rusia telah mematahkan serangan Ukraina, Presiden Volodymyr Zelenskyy menyatakan pasukan Ukraina mencapai kemajuan di berbagai medan perang, termasuk Bakhmut yang menjadi medan perang paling sengit sejauh ini.

“Saya senang semua orang telah memastikan kemajuan itu! Selangkah demi selangkah,” kata Zelenskyy.

Ofensif balasan ini bisa berhasil, bisa juga tidak, dan kemungkinan berlangsung lama.

Baca Juga :   Koalisi Pimpinan Saudi di Yaman Serang Ibukota Sana'a

Namun, pesan dasar yang hendak disampaikan Ukraina adalah bahwa Rusia tak akan bisa memenangkan perang ini, bahwa invasi Rusia adalah kesalahan, bahwa Rusia tak bisa menganggap remeh Ukraina.

Ukraina juga ingin memberi pesan, adalah lebih baik bagi Rusia untuk angkat kaki dari bumi Ukraina sebelum semakin dipermalukan lagi.

Dengan menunjukkan mampu menyerang balik Rusia, Ukraina berusaha membungkam setiap prakarsa damai yang mengecualikan kedaulatan dan integritas wilayahnya, bahwa tak ada opsi damai selain mendapatkan lagi wilayah-wilayah mereka yang diduduki Rusia.

Sebaliknya, jika ofensif balasan ini gagal, maka Rusia yang sudah bersiap menghadapi serangan balasan ini, memiliki pijakan yang kian kuat untuk mencaplok Ukraina.

Yang pasti, babak baru perang yang dimulai dari invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari tahun lalu itu telah mencampakkan harapan bagi terciptanya solusi damai di sana. HALAMAN SELANJUTNYA>>





Publisher : Apriandi

Lihat Juga

KBRI Beijing Beri Pelayanan Ganti Paspor untuk WNI di Wuhan

Beijing, KoranSN Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) memberikan pelayanan keimigrasian berupa pergantian paspor kepada Warga …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!