
BANYAK harapan di hati rakyat ketika pergantian pucuk pimpinan di Negeri ini berganti. Satu yang utama, perubahan di semua bidang, pembangunan yang merata, dan yang tak kalah penting, rakyat ingin penegakan supremasi hukum.
Bicara harapan yang ditulis terakhir, saat ini lingkaran korupsi masih melingkar luas di pemerintahanan. Semua rakyat di Negeri ini akan bangga dan senang, jika Presiden Jokowi memberantas habis praktek korupsi sampai ke akar-akarnya.
Harapan ini muncul, karena sudah terlalu lama Negeri ini terbelenggu dari praktek korupsi.
Pergantian rezim dari masa ke masa, tak mampu untuk mematikan penyakit korupsi ini. Jangankan untuk mengurangi, bahkan korupsi terus tumbuh subur dengan banyak cara dan modus.
Sudah terlalu lama rakyat di Bumi Pertiwi diberikan tontonan oknum pejabat yang tak punya hati terus menerus menggerogoti keuangan Negara. Bagi mereka yang punya kesempatan untuk korupsi dengan entengnya terus menerus melakukannya. Di lain sisi, rakyat kebanyakan harus berjuang dengan keringat dan darah untuk bertahan hidup.
Indonesia yang kaya raya dengan bahan galian, bahan tambanh, hutan yang teduh, laut yang luas, semuanya memberikan pemasukan yang terkira untuk Negeri tercinta. Dengan semua kekuataan tersebut, sudah semestinya Negeri kita menjadi maju dan terdepan. Tetapi nyatanya itu belum kesampaian. Ini menjadi pertanyaan, ada apa dengan Negeri ini?
Harapan besar ada di tangan Pemerintahan yang berkuasa saat ini. Mampu tidak untuk membuktikan ke rakyat untuk semuanya. Tak diinginkan yang dikedepankan polemik berkepanjangan. Hapus dan musnahkan semua mafia, yang telah lama keenakan di Republik Indonesia. Putuskan semua mata rantai para koruptor yang selama ini telah merajut kerjasama menahun.
Lihat dan dengar saat ini, banyak para oknum pejabat dan orang-orang di lingkar pemerintahan yang mulai gerah dan seperti cacing kepanasan, karena ladang mereka diganggu.
Nah tinggal mampu tidak untuk bertahan tegas dan bertindak cepat. Kan sasarannya untuk kemajuan Bangsa dan kemakmuran rakyat. Kalau terus bertahan dengan pola yang lama, berdebat terus tanpa habisnya, bahkan lembaga anti korupsi dibuat seperti sekarang ini, maka niat baik akan menjadi sia-sia. Karena perjalanan waktu yang dibuat akan dijadikan para koruptor untuk terus korupsi. Waktu yang akan menjawabnya. (***)


