
Palembang, SN
Tiga pelaku pembobol mini market antar kota, Izzat Ikhwani alias Iwan (25), warga Lorong Darma Bakti No 1049 Kelurahan 30 ilir, Supandi (24) warga Jalan Poltek Bukit Kecil No 24 Kelurahan Bukit Lama Kecamatan IB II, dan M Soleh (27) warga Jalan Sultan M Mansyur Lorong Poltek Kelurahan Bukit Kecil Kecamatan IB I, diamankan Unit Pidana Umum (Pidum) Sat Reskrim Polresta Palembang, Rabu (10/6).
Ketiga pelaku ini diketahui telah delapan kali beraksi, dengan rincian empat kali di Kota Palembang dan sisanya di sejumlah daerah seperti Muara Enim, Prabumulih, dan Ogan Komering Ilir (OKI).
Pelaku mencari sasaran mini market Alfamart atau Indomart yang tidak ada penjaganya. Dengan cara memotong gembok rolling door menggunakan gunting besi behel, kemudian para pelaku mengambil sejumlah uang dan barang yang ada.
Kapolresta Palembang Kombes Pol Tjahyono Prawoto didampingi Kasat Reskrim Kompol Suryadi SIK mengatakan, tiga pelaku tersebut memang telah diincar pihaknya dan tergolong sering beraksi. Dari catatan yang ada, terdapat delapan lokasi pembobolan.
“Empat di Palembang, sisanya di daerah-daerah. Kita sita beberapa barang bukti yang digunakan pelaku seperti 1 linggis, 2 gunting besi behel, 1 unit mobil Suzuki APV BG 1842 RF dan 1 buah Tablet merk samsung milik pelaku,” kata Kapolresta sambil menunjukkan hasil curian pelaku.
Kemudian masih kata dia, 4 lokasi di Palembang tempat pelaku beraksi diantaranya Pusri, Sekip, Pakjo, Talang buruk depan Diskotik DA.
Ditegaskan Tjahyono, ketiga pelaku bisa dikenakan pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan yang diancam hukuman diatas 7 tahun penjara.
“Mereka ini mengambil 1 kardus rokok sampoerna mild senilai Rp 10 juta dan dijualkan kepada penumpang tongkak bawah Jembatan Ampera. Begitu juga dengan barang bukti lain seperti LCD TV, unit CCTV yang dicongkel beserta receivernya,” tukas Tjahyono.
Sementara itu, salahsatu pelaku, Izzat alias Iwan mengaku sebenarnya ia berprofesi sebagai supir travel.
“Mobil itu punya saya sendiri pak, masih kredit. Kalau nyupir sering sepi dan penghasilan kisaran Rp 70ribu per hari. Masih kurang Pak! Kalau beraksi sudah 8 kali di Palembang, Muaraenim dan Prabumulih. Saya yang mencongkel Pak dan yang lain mengawasi di luar,” beber bapak anak satu ini.
Dikatakan Izzat, ia sebagai pengeksekutor dan mendapat pembagian hasil paling besar. “Kami bagi, tapi saya yang paling besar pak. Biasanya sekali beraksi bisa mencapai Rp 3juta, kalau barang-barang itu dijual. Kami beraksi sejak setengah tahun terakhir, paling sering bulan April tadi. Menyesal pak tapi mau bagaimana lagi saya mengakuinya pak. Kapok dan tak akan mengulangi lagi pak,” ungkap Izzat sambil merintih kesakitan akibat didor polisi di sikil sebelah kanannya. (den)


