


Jakarta – Dua hari berada di Rutan Guntur membuat advokat senior Otto Cornelis Kaligis kangen dengan keluarganya. Dia berharap bisa bertemu keluarganya di rutan pada hari Lebaran.
“Pak Kaligis ingin sekali bertemu keluarga dan penasihat hukumnya di Rutan pada Lebaran. Kami berharap KPK bijaksana untuk memberikan izin agar keluarga dan tim pengacara dapat berkunjung membawa makanan menemui Pak Kaligis sebab ada keluarganya yang juga muslim meski Pak Kaligis katolik,” kata pengacara OC Kaligis, Afrian Bondjol saat dihubungi, Kamis (16/7/2015).
Keluarga menurut Afrian shock mendengar kabar perkara suap Hakim PTUN Medan yang menyeret Kaligis sebagai tersangka. Dia mengklaim, Kaligis sama sekali tidak terlibat dalam suap dengan barang bukti USD 15 ribu dan 5 ribu dollar Singapura (SGD).
“Wajar keluarga terkejut, kaget karena mereka tidak menyangka panggilan pertama kemudian disusul penjemputan paksa, pemeriksaan dan penahanan,” sambungnya.
Kaligis usai diperiksa Rabu (16/7), memprotes penahanan dirinya. Dia membantah terlibat dalam penyuapan yang melibatkan 3 hakim PTUN, seorang panitera dan anak buahnya Yagari Bhastara Guntur alias Gerry.
“Saya tidak merampok uang negara, bukan saya yang ngasih duit kepada hakim. Saya tidak menyuruh anak buah saya ke Medan,” ujar Kaligis.
Kaligis malah menyebut bahwa yang aktif meminta uang suap adalah panitera PTUN Medan, Syamsir Yusfan. “Jadi saya sudah dapat informasi bahwa memang anak buah saya dibujuk untuk ke sana. Katanya paniteranya telepon terus menerus untuk datang bawa THR,” katanya.
Plt Ketua KPK, Taufiequrachman Ruki menegaskan KPK terus mengembangkan penyidikan perkara suap ini. Dia mengatakan, tim penyidik sudah mengantongi bukti dugaan keterlibatan Kaligis.
“Kami merasa punya cukup alat bukti tinggal kita lengkapi. Oleh karena itu kami sudah beradi melakukan langkah penahanan, penangkapan, karena sudah merasa cukup alat bukti,” tegas Ruki. (fdn/erd)



