

Palembang, SN
Pilkada serentak 2015 telah berlalu. Kedepan, pilkada serentak akan kembali digelar pada 2017. Selain itu, akan ada Pilwako Palembang 2018 dan Pilgub Sumsel 2019. Terkait hal ini, Pengamat Politik dari Universitas Sriwijaya (Unsri) DR Andries Lionardo SIP, MSi menilai, partai politik (Parpol) akan mengambil peranan penting untuk meraih kemenangan, apalagi jika kandidat merupakan ketua Parpol.
“Peluang (terpilih) akan makin besar bila yang bersangkutan (calon kepala daerah) ketua partai. Partai masih menjadi mesin politik yang mumpuni dan efektif dalam menjalankan kegiatan politik,” ungkapnya.
Selain itu katanya, peluang bupati yang maju pada pemilukada dinilai lebih besar dibandingkan mereka yang berasal dari profesi lain. Ini terjadi lantaran mereka yang pernah menjabat kepala daerah akan lebih mudah ‘menjual’ keberhasilannya kepada masyarakat.
Menurut Andries, sudah hal wajar bila seorang kepala daerah kemudian ingin naik ke posisi yang lebih tinggi. Seorang bupati, walikota ingin menjadi gubernur, begitu juga seorang wakil gubernur bertarung agar mendapatkan posisi gubernur.
“Dalam konteks politik jauh hari harus siapkan diri. Lakukan manajemen kemenangan. Salah satu poin yaitu melakukan sosialisasi,” kata Andries.
Dalam hal ini kata Andries, kandidat yang berstatus kepala daerah, akan lebih mudah melakukan sosialisasi atau melakukan ‘blusukan’ ketimbang kandidat yang muncul dari independent ataupun yang berstatus non kepala daerah.
“Seorang Bupati bisa mensosialisasikan keberhasilan selama menjabat sebagai kepala daerah. Hal ini jauh lebih konkret dibandingkan melakulan blusukan memperkenalkan diri dari awal siapa dirinya. Sebab, dengan blusukan masyarakat akan curiga dengan keberadaannya (non kepala daerah),” ungkap Andries.
“Pasti akan ada saja yang mengatakan ah mau maju baru blusukan. Nah, kalau mereka yang sudah ada jabatan lebih mudah memperkenalkan diri siapa dirinya,” tambah Andries memperjelas. (awj)


