Suara Nusantara Berkarya Untuk Negeri
Sosoknya yang bersahaja, membuat Wakil Ketua DPRD Sumsel Nopran Marjani, SPd sangat dikenal dan dihormati oleh warga Sumsel, terutama masyarakat di daerah pemilihannya (Dapil), Lahat, Pagaralam dan Empat Lawang.
Sebagai wakil rakyat, lulusan FKIP Universitas Sriwijaya (Unsri) tahun 1996 ini, bertekad terus mengabdi untuk masyarakat. Bahkan, jika pun harus mengabdikan diri kepada daerah asalnya, Kabupaten Lahat, ia pun tidak akan menolaknya, dengan catatan mendapat dukungan dari masyarakat.
“Sebagaimana kita tahu Pilkada Lahat baru akan dilaksanakan pada 2018 mendatang. Masih banyak waktu untuk saya mengabdikan diri sebagai Anggota DPRD Sumsel. Tetapi jika pun nanti, saya mendapat dukungan dari masyarakat untuk maju, insya Allah saya akan maju,” katanya mengawali perbincangan dengan wartawan Suara Nusantara, Kamis (10/3/2016).
Menurut Nopran, Pilkada tidak terlepas dari peran partai politik (Parpol), dalam hal ini Partai Gerindra.Sebagai partai tempat ia bernaung, Gerindra menurut Nopran, akan memprioritaskan kader internal untuk maju di Pilkada Lahat.
“Partai Gerindra akan memberikan kesempatan sebesar-besarnya bagi kader untuk berbuat demi kepentingan masyarakat,” ujarnya.
Di Lahat menurut Nopran, ada banyak kader potensial yang bisa dimajukan, selain dirinya, ada Sri Mulyani dan Gaharu yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Lahat.
“Untuk calon, Partai Gerindra tidak kekurangan stok pemimpin yang akan melanjutkan kepemimpinan pak Wari (Bupati Lahat saat ini),” kata suami dari Kurniati, AMd ini.
Menurut Nopran, masyarakat saat ini sudah pintar, mereka sudah dapat menilai calon yang akan memimpin mereka nantinya. Bagi Nopran, selagi ia diamanahkan menjadi Anggota DPRD Sumsel, ia akan fokus melakukan kewajibannya. Selama ini, ia terus merealisasikan program-program yang sudah dicanangkan, mulai dari perbaikan infrastruktur, sosial budaya, irigasi, pariwisata, dan kesehatan.
Tak hanya memberikan janji, Nopran telah merealisasikan sejumlah janji dan programnya kepada masyarakat, seperti pengadaan tenda, kursi di setiap kecamatan di Lahat, mobil ambulance, saranah air bersih dan rumah singgah bagi pasien yang dapat rujukan ke Palembang.
“Bagi saya, jabatan itu amanah, dan saya tidak akan memaksakan kehendak, dan terus fokus pada kewajiban saya, tinggal nanti, hasilnya dapat dilihat, kalau yang kita kerjakan selama ini berhasil di mata masyarakat, tentu mereka akan kembali mendukung kita, tetapi kalau apa yang telah kita perbuat, dianggap gagal, tentu dukungan selanjutnya tidak akan kita dapatkan. Artinya, apa yang kita lakukan saat ini dapat menjadi tolak ukur, dukungan masyarakat kedepan,” beber ayah dari Balqis Hijrah Nur Hidayah dan Sutan Malaka ini.
Untuk Pilkada Lahat 2018 kata Nopran, jika dukungan masyarakat terhadapnya rendah, atau dibawah 20 persen, ia tidak akan memaksakan diri untuk maju, tetapi jika mayoritas masyarakat Lahat mendukungnya untuk maju, mau tak mau ia akan maju.
“Saya percaya atas takdir yang diberikan Allah, kalau Allah tak menghendaki seseorang untuk diberikan jabatan (amanah), maka jabatan itu tidak akan diberikan, namun kalau Allah sudah menghendaki, jabatan itu pasti akan diberikannya kepada mereka yang dipercayai,” ujar Sekretaris DPD Partai Gerindra Sumsel ini.
Selain itu Nopran meyakini pemimpin itu lahir secara alami. Artinya, seseorang bisa menjadi pemimpin jika dikehendaki oleh masyarakat.
Lebih jauh dikatakan Nopran, untuk Lahat tidak banyak yang harus dibenahi, namun ia bertekad untuk fokus pada kesejahteraan rakyat kecil, seperti petani dan pedagang. Apalagi di Lahat, 80 persen penghasilan masyarakatnya mengandalkan dari hasil tani.
Ia pun mengaku takjub dengan kepemimpinan Bupati Lahat saat ini, Aswari Rivai yang bisa sangat dekat dengan masyarakatnya, begitu disenangi rakyat dan memiliki kepribadian yang ramah, aspiratif yang memberikan kenyamanan kepada masyarakat, sehingga selama ini tidak ada gejolak berarti di Kabupaten Lahat.
“Pada dasarnya apa yang dilakukan oleh pak Wari ini, program-programnya harus dilanjutkan,” kata Nopran menutup pembicaraan. (awj)
