
Muara Enim,SN
Hari pertama puasa tidak menyurutkan warga Desa Pulau Panggung menggelar aksi di PT Bara Anugerah Sejahtera (BAS) . Dalam aksi itu, ada 3 tuntutan yang harus dipenuhi perusahaan yang bergerak dalam bidang penambangan batubara tersebut.
Aksi ini dilakukan oleh puluhan warga Desa Pulau Panggung yang dimotori Adriansyah SE selaku penduduk lokal setempat yang juga Ketua KNPI Kabupaten Muara Enim.
Puluhan massa bergerak pada Kamis (18/6) sekitar pukul 10.00 wib hingga siang di Desa Pulau Panggung. Bahkan, Massa sempat menutup akses jalan masuk perusahaan.
Petugas keamanan, baik dari kepolisian maupun TNI berjaga-jaga di lokasi untuk mencegah terjadinya tindak anarkis yang dilakukan massa.
Dalam orasinya, Adriansyah menyampaikan tuntutan warga meliputi, pertama, mencarikan solusi terbaik untuk tenaga penerpalan, karena pihak perusahaan menentukan tarif baru, namun tidak mendapat persetujuan sebagian warga.
Kedua, warga meminta perusahaan memanfaatkan potensi tenaga kerja lokal, dan ketiga warga menuntut kegiatan CSR perusahaan yang harus dikucurkan kepada masyarakat lokal.
Selama sejam melakukan aksi dilapangan, lalu perwakilan massa melakukan pertemuan dengan menejemen PT BAS yang difasilitasi Camat Tanjung Agung, Kapolsek Tanjung Agung, dan Danramil setempat.
Dalam pertemuan itu, Adriansyah meminta kepada menejemen PT BAS memenuhi tuntutan warga. Sambil menuggu solusi dari pihak perusahaan, Adriansyah meminta agar untuk mengambil keputusan status Quo.
Memang yang terjadi di lapangan, ada dua kelompok, yakni, kelompok lama tidak setuju dengan tarip baru penerpalan, sedangkan kelompok baru setuju dengan tarif baru yang dikeluarkan pihak perusahaan PT BAS.
“Kita buat status quo saja dulu, jadi kedua kelompok baik yang lama dan kelompok baru sama-sama tidak melakukan aktivitas penerpalan truk batubara yang akan keluar perusahaan,”tegas Adriansyah.
Sementara itu, Madan, perwakilan menajemen PT BAS dalam pertemuan itu menyampaikan akan mengakomodir tuntutan warga Desa Pulau Panggung yang melakukan aksi demo tersebut. Dengan catatan, kata dia, pihak perusahaan membutuhkan waktu untuk membahas permasalahan ini dengan jajaran level tertinggi di perusahaan.
“Kita tidak akan menolak, jika memang masyarakat menghendaki adanya status quo tentang masalah penerpalan truk batubara tersebut,”katanya.
Madan juga akan akomodir tiga tuntutan warga yang disebutkan. Mengenai CSR, transportir, dan tenaga kerja, tetap akan dibicarakan ke level tertinggi, untuk dia meminta kepada para demonstran untuk bersabar.
Camat Tanjung Agung Rahmat Noviar menghimbau kepada masyarakat untuk menahan diri dan bersabar sambil menunggu keputusan menejemen perusahaan. (yud)


