

Palembang, SN
Realisasi pompa bendung yang tujuannya untuk mengatasi permasalahan banjir yang melanda Kota Palembang terancam batal. Pasalnya sampai saat ini hanya beberapa warga yang setuju lahannya diganti rugi dampak pembangunan pompa bendung tersebut.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapedda), Safri Nungcik mengatakan, seharusnya pembayaran ganti rugi untuk pembebasan lahan pembangunan pompa bendung dijadwalkan serentak dengan pembayaran ganti rugi lahan musi IV, namun saat ini baru 6 warga yang setuju atau sekitar 112 persil. “Sisanya saat ini masih dalam tahap proses pengukuran oleh pihak KJPP,” katanya, Selasa (25/8).
Dari 112 persil tersebut, dirinya mengaku tidak begitu mengingat berapa persen dari total keseluruhan lahan yang akan dibebaskan dampak dari pembangunan rumah pompa itu. “Saat tidak begitu ingat berapa persen, yang jelas baru 6 warga yang setuju,” ujarnya.
Meskipun baru 6 warga yang setuju, dirinya tetap optimis dalam waktu dekat pergantian lahan pembangunan rumah pompa tersebut akan dilakukan. “Kami usahakan dalam waktu dekat akan ada pergantian lahan utk rumah pompa itu,” harapnya.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Walikota Palembang, H Harnojoyo mengatakan, dana untuk pergantian lahan rumah pompa tersebut berasal dari APBD Pemkot, Pemprov serta dari APBN dengan besaran Rp 25 miliar. “Pembebasan lahan ini menggunakan dana sharing, sedangkan untuk pembangunan sendiri menggunakan dana APBN keseluruhannya,” ujarnya.
Dirinya menambahkan, semoga dalam waktu dekat pergantian ini sudah dapat dilakukan. Sehingga realisasinya dapat dilakukan secepat mungkin.”Pembangunan rumah pompa ini sangat mendesak untuk mengatasi banjir di Kota Palembang, jadi kami berharap dapat direalisasikan secepat mungkin,” tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII Bistok Simanjuntak mengatakan pembangunan proyek yang dananya mencapai Rp200 miliar tersebut bisa dibilang sudah mendesak, mengingat saat cuaca hujan Palembang selalu digenangi air.
“Tahun 2013 dana proyek dari pusat dikembalikan, kemudian tahun 2014 dana juga dikembalikan, persoalan ini karena pembebasan lahan tidak kunjung selesai, kami harap bulan ini sudah selesailah soal lahan, biar 2017 nanti proyek sudah selesai,” katanya belum lama ini.
Ia menambahkan, karena banyaknya warga yang tidak setuju lahannya untuk dibebaskan, maka rencana pembangunan harus mengubah letak lokasi pembangunan. “Dilokasi yang baru ini, informasinya sudah banyak warga yang mau membebaskan lahannya di lokasi, namun masih ada juga yang belum mau, mungkin detailnya ke pemerintah yang menangani,” jelasnya.
Dirinya berharap, pembebasan lahan ini dapat segera dilakukan, sehingga pembangunan dapat segera dilakukan. “Jika pompa bendung ini sudah dibangun maka walaupun Sungai Musi harus meluap, jalanya air tetap bisa dikendalikan. Sebab, saat sungai pasang pintu air secara elektrik akan menghalangi air masuk, saat inilah pompa akan mengangkat air dari kolam dan membuangnya ke sungai,” tandasnya. (wik)



