Rumput Gajah Jadi Alternatif Bioenergi Sumsel

Salah satu jenis rumput gajah untuk pakan ternak. (foto/net)
Salah satu jenis rumput gajah untuk pakan ternak. (foto/net)

Palembang, koranSN

Rumput gajah merupakan tanaman yang mudah ditemui di beberapa tempat khususnya di Sumatera Selatan (Sumsel). Karena itu, Kementrian Energi Sumber Daya Manusia (ESDM) RI berniat untuk menjadikan rumput gajah sebagai bahan alternatif dijadikan bioenergi.

Servicing the Forestry and Natural Resource Management Sector, Tony Wood menjelaskan, pihaknya sengaja mengunjungi Sumsel untuk membahas bioenergi tanaman khusus untuk pembuatan listrik di Sumsel dengan memanfaatkan lahan yang kritis.

“Semua tanaman bisa dijadikan sebagai biomasa untuk dijadikan bioenergi, namun untuk pabrik sendiri dibutuhkan bahan baku yang rutin setiap hari nya agar dapat menghasilkan listrik,” katanya.

Menurutnya, rumput gajah sangat cocok untuk dijadikan alternatif bahan bakar, karena memiliki banyak kelebihan, seperti dapat tumbuh kapan pun, sehingga masyarakat dapat memanfaatkannya setiap 6 bulan sekali agar dijadikan income.

“Penggunaan rumput gajah ini untuk bioenergi ini sendiri pertama, dicacah, dikeringkan, dan kemudian nantinya dimasukkan kedalam mesin bakar untuk dijadikan listrik,” terangnya.

Untuk hasil listrik yang akan nantinya dapat digunakan, lanjut Tony, yakni sekitar 10 Mega Watt (MW) dengan kebutuhan rumput gajah sekitar 2 ribu hektar. Ia juga menerangkan, saat ini di Indonesia belum ada bioenergi ini, sedangkan untuk negara lain saat ini sudah ada dan berjalan dengan baik, seperti di Amerika Serikat, Thailand dll.

“Kami berharap dapat membantu tambahan listrik, serta menambah income dari masyarakat Sumsel,” ujarnya.

Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri Bidang Bioenergi dan Reklamasi Lahan Pasca Tambang, Prof Dr Sigit Hardwinarto mengatakan, pembangunan bioenergi ini sendiri salah satu program nasional dari Presiden serta menteri ESDM untuk menalangi krisis bahan bakar minyak.

“Saat ini memang BBM turun tapi kita tidak tau kedepannya, karena itu dengan adanya pembangunan bioenergi ini sendiri dapat digunakan untuk anak cucu mengingat BBM akan habis,” katanya.

Baca Juga :   Atasi Banjir, Harnojoyo Buat Kanal Sungai 1 Km

Semula, lanjut Sigit, pembangunan bioenergi sendiri diarahkan pada Indonesia timur seperti awal 2015 yang lalu dilakukan di Kalimantan tengah, kemudian di 2015 akhir dilakukan di Kalimantan Timur. Namun, dikarenakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel aktif sehingga ditahun 2016 ini pembangunan bioenergi diarahkan ke Sumsel.

“Untuk pembangunannya sendiri nantinya akan memanfaatkan lahan yang kritis dan lahan yang rusak akibat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutlah) serta lahan yang belum dimanfaatkan sampai dengan saat ini,” terangnya.

Dirinya berharap dengan adanya bioenergi ini dapat mengurangi pembuangan Co2, mengurangi banjir dikarenakan tanaman bioenergi yang ditanam oleh masyarakat. Selain itu dapat memberikan manfaat kepada masyarakat baik dari segi hasil maupun lain sebagainya. (wik)





Publisher : awik obsesi

Lihat Juga

M Nasir Caleg DPRD Sumsel Silaturahmi dengan Ibu-ibu Pengajian di Galang Tinggi

MUHAMMAD Nasir SSi, Caleg DPRD Provinsi Sumsel Periode 2024-2029 Nomor Urut 4 dari Partai Golkar …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!