
Salasatu pelaku pembunuhan Dodi (18) seorang pelajar SMA Negeri 2 Tebing Tinggi, korban pengeroyokan warga Desa Lubuk Gelanggang Kecamatan Tebing Tinggi, Senin (14/9) sekitar pukul 13.00 Wib. Bernama Saidi (22) warga Batu Raja Lama, Kecamatan Tebing Tinggi meneyerahkan diri ke Polres Empat Lawang dan sudah diamankan Polres Empat Lawang, Senin (14/9) sekitar pukul 15.00 Wib.
Menurut Informasi yang dihimpun, usai kejadian pengeroyokan terhadap korban Dodi, warga Desa Lubuk Gelanggang, Kecamatan Tebing Tinggi pada Senin (14/9) sekitar pukul 13.00 Wib, aparat Polres Empat Lawang langsung bergerak cepat mencari keberadaan tersangka.
Setelah diketahui keberadaannya, aparat mencoba melakukan pendekatan dengan keluarganya dan
pihak keluarga menyerahkan tersangka ke aparat untuk di proses secara hukum.
Tersangka selanjutnya diamankan ke Mapolres Empat Lawang berikut senjata tajam (sajam) jenis pisau miliknya.
Kasat Reskrim Polres Empat Lawang, AKP Nanang Supriatna SH melalui Kanit Pidum Ipda Indra Gunawan mengatakan, setelah kejadian pihaknya melakukan penyelidikan, mendatangi rumah tersangka dan melakukan pendekatan dengan pihak keluarga tersangka.
“Akhirnya pihak keluarganya menyerahkan tersangka kepada kami. Tersangka kami amankan di rumahnya berikut barang bukti (BB) sebilah sajam yang digunakan tersangka,” ujar Indra kemarin.
Dijelaskan Indra, dari pengakuan tersangka, adik sepupunya pernah dipukuli oleh korban. Setelah kejadian itu, adiknya diantar jemput oleh tersangka, namun pada Senin kemarin tersangka melakukan penganiayaan terhadap korban hingga tewas.
“Tersangka Saidi adalah pelaku utamanya. Sejauh ini baru satu tersangka dan kami masih melakukan penyidikan, meminta keterangan saksi-saksi apakah ada keterlibatan pelaku lainnya,” ujarnya.
Sementara tersangka Saidi mengaku khilaf melakukan penganiayaan hingga menyebabkan tewasnya pelajar kelas XII IPS 1 tersebut. “Khilaf, bukan dendam,” akunya. Namun diakuinya perbuatannya itu memang sudah direncanakan, tapi hanya sebatas dipukuli saja, tidak sampai kejadian seperti ini (meninggal,red). Tapi karena emosi tidak tertahan lagi dan saat itu saya bawa pisau. Pisau saya simpan di kantong celana kanan,” katanya.
Diceritakan Saidi, pada Sabtu (12/9) adik sepupunya berinisial R yang masih duduk di bangku kelas X SMA Nageri 2 Tebing Tinggi, juga tempat korban sekolah, melapor bahwa ia dikeroyok sepuluh orang, salah satunya adalah korban Dodi. “Ketika saya tidur dibangunkan, ia mengatakan sudah dikeroyok sepuluh orang. Permasalahannya ketika adik saya belajar ada yang nendang pintu beberapa kali dan yang terakhir, pintu dibukan oleh adik saya ketika mereka hendak nendang. Mereka langsung marah dan adik saya dikeroyok,” akunya.
Saidi mengaku, mereka berenam sebelum kejadian hanya duduk-duduk saja di dekat tempat kejadian perkara (TKP), tapi korban tiba-tiba lewat, lalu didekatinya dan korban langsung dihajarnya. “Saya sendiri yang berkelahi dengan korban, kalau yang lainnya saya tidak tahu. Teman-teman tidak saya ajak dan saya tidak tahu kalau mereka bawa pisau juga atau tidak,” kelitnya. (foy)


