
Muara Enim, Koran SN
Alif Rizki Saputra (5), warga Jalan Baturaja Talang Gabus Kelurahan Pasar Tanjung Enim Kecamatan Lawang Kidul yang tenggelam Jumat siang (5/2/2016) di Sungai Enim, Sabtu (6/2) pukul 14.00 WIB korban ditemukan penambang pasir di Desa Kepur Muara Enim dengan kondisi telah meninggal dunia.
Sebelumnya, keluarga korban bersama warga dibantu Tim SAR, TNI, Polri, PMI, Basarnas, PTBA, PT PAMA dan pemerintah setempat telah melakukan pencarian bocah tersebut. Namun saat itu korban belum berhasil ditemukan tim penyalamat yang menyisiri sungai dengan menggunakan perahu karet.
Tanpa disengaja, Sabtu siang itu, jasad korban berhasil ditemukan oleh dua bersaudara penambang dan pengepul pasir di Sungai Enim yakni; Abdulah (52), dan Herion (50), warga Desa Kepur Kecamatan Muara Enim disekitar pangkalan pasir milik Irwanudin sekitar pukul 14.00 WIB.
Saat ditemukan, jasad korban dikira kayu, karena timbul tenggelam oleh penambang pasir tersebut. Lalu, jasad korban diangkat ke atas perahu yang sedang membawa pasir. Kemudian jasad korban dibawa menuju daratan ke pangkalan pasir milik Irwanudin di Desa Kepur.
Ketika ditemukan, korban masih mengenakan baju kaos warna biru dan orange dengan gambar dan tulisan boy anak jalanan, serta celana pendek.
Dari informasi yang dihimpun dilapangan, peristiwa tenggelamnya putra pertama dari Agus Salim ini berawal ketika korban bersama kakak sepupunya Aditia Yuda (12), pelajar SMP bersama enam temannya Firdaus (14), Akbar (14), Tomi (13), Heri (13), Jimi (14), dan Lingga (14) mandi di Sungai Enim yang ada di belakang rumah korban.
Karena korban masih kecil, lalu kakak sepupunya Aditia Yuda menggendongnya bersama teman-temannya menyeberangi Sungai Enim menuju sebuah pulau kecil, yang biasa disebut warga Pulau Yahya dengan jarak 20 meter.Setiba di Pulau Yahya itu, Aditia bersama teman-temannya bermain sambil membakar ubi dan korban Alif bermain sendiri di pinggiran pulau Yahya. Sepupunya sempat memperingatkan korban agar tidak bermain di pinggir pulau namun korban tidak mendengarkannya.
Setelah pukul 14.40 WIB, Aditia Yuda bersama teman-temannya hendak pulang namun mereka tidak melihat korban lagi yang sebelumnya bermain di pinggiran Pulau Yahya.
Lalu mereka beramai-ramai mencari korban disekitar pulau, karena kawatir korban tidak bisa berenang. Karena tidak juga bisa ditemukan, kemudian mereka melaporkan kepada kedua orang tuanya.
Menurut keterangan Abdulah dan Herion, “Awalnya kami kira kayu, karena timbul tenggelam. Ketika semakin dekat, barulah tahu jika benda tersebut adalah mayat anak laki-laki,” katanya.
Diyakininya, benda tersebut adalah mayat manusia, maka mereka berdua tanpa ragu-ragu langsung mengambil dan mengangkat ke atas perahu yang sedang membawa pasir. Selanjutnya, dilaporkan ke perangkat desa, Pemkab Muara Enim dan Polres Muara Enim.
Kapolres Muara Enim AKBP Nuryanto melalui Kabagops Kompol Andi Kumara didampingi Kabag Humas Iptu Arsyad Agus menjelaskan, setelah korban ditemukan, lalu pihaknya membawanya ke rumah sakit untuk dilakukan visum, kemudian jasad korban langsung diserahkan ke pihak keluarga di rumah duka.
Sementara itu, orang tua korban masih terpukul dengan kejadian itu dan tidak berhasil di wawancari awak media.
Salah seorang kerabatnya Faizal (26), menyampaikan terima kasih kepada warga dan tim penyelamat telah membantu untuk melakukan pencarian keponakannya itu. “Atas bantuan semua pihak yang sudah membantu dalam pencarian Alif Saputra, kami ucapkan terima kasih,” ungkapnya. (yud)


