
PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk mencatat angka penjualan batubara untuk periode Januari-Juni (semester I) Tahun 2015 sebesar 9,03 juta ton, atau 2,02 persen lebih tinggi dibanding penjualan tahun lalu pada periode yang sama sebesar 8,83 juta ton.
Demikian dikatakan Direktur Utama PT Bukit Asam (Persero) Milawarma didampingi Sekretaris Perusahaan Joko Pramono dalam acara halal bihalal PTBA yang berlangsung di gedung olaraga PTBA Tanjung Enim, Senin (10/8) sekitar pukul 08.00 wib.
“Pendapatannya sebesar Rp 6,51 triliun, atau 1 persen lebih tinggi dibanding perolehan pendapatan tahun lalu pada periode yang sama sebesar Rp 6,43 triliun,” kata Milawarma.
Sedangkan harga jual rata-rata tertimbang terkoreksi sebesar 3 persen menjadi Rp 703.005,- per ton dibanding harga jual rata-rata tertimbang pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 726.766,- per ton.
Dijelaskannya kembali, penjualan ini terdiri dari ekspor sebesar 4,41 persen atau naik 20 persen dibanding ekspor tahun lalu pada periode yang sama sebesar 3,66 juta ton.
Sementara penjualan domestik sebesar 4,62 juta ton atau turun 10 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 5,16 juta ton, sehingga komposisi ekspor dan penjualan domestik sebesar 49 persen dan 51 persen.
Adapun negara tujuan utama ekspor PTBA Milawarma, diantaranya adalah Taiwan, Jepang, Malaysia, dan India, serta penetrasi ke pasar batu potensial lainnya, seperti Kamboja, Korea Selatan, Srilanka, Banglades dan Vietnam.
Masih dikatakan Milawarma, dengan besaran volume penjualan dan tingkat harga jual yang berlaku, perseroan dapat meraih laba berseih sebesar Rp 0,8 triliun dengan gross profit margin (GPM) sebedar 26 persen, operating profit margin (OPM) 14 persen dan net profit margin (NPM) sebedar 12 persen.
Kemudian, volume penjualan batubara tersebut merupakan kontribusi dari produksi dan pembelian sebesar 9,14 juta ton, atau 4 persen lebih tinggi dibandingkan produksi dan pembelian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8,76 juta ton. Sementara angka produksi sendiri tercatat 8,32 juta ton dan pembelian dari pihak ketiga sebesar 0,82 juta ton.
Untuk kenaikan volume penjualan ini juga menurutnya, tak luput dari peningkatan angkutan kereta api dari lokasi tambang di Tanjung Enim menuju Pelabuhan Tarahan di Bandar Lampung dan Dermaga Kertapati di Palembang menjadi 7,47 juta ton atau naik 5 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,11 juta ton.
Sementara itu, Stripping ratio (SR) atau nisbah kupas untuk tambang Tanjung Enim mengalami kenaikan menjadi 4,91 x dibanding periode yang sama pada tahun lalu sebedar 4,52 x. Peningkatan besaran SR ini akibat adanya pembukaan lokasi tambang (Pit) baru dalam kaitannya untuk memenuhi target produksi tahun 2015.
Bahkan yang terakhir bulan Mei lalu terang Milawarma, anak perusahaan PTBA, PT Internasional Prima Coal yang bergerak di sektor penambangan batubara di Kalimantan Timur mengakusisi dua perusahaan baru, masing-masing PT Tabalong Prima Resources yang juga bergerak di sektor penambangan batubara dengan jumlah sumber daya sebesar 292 juta ton, dan satu lagi PT Mitra Hasrat Bersama yang bergerak di sektor penanganan batubara dan sara transportasi batubara.
Dan saat ini lanjutnya, PTBA melalui anak perusahaan PT Bukit Energi Investama sedang mempersiapkan diri untuk mengakusisi Ignite Resources dari Australia, sebuah perusahaan yang memiliki teknologi coal liquefection (pengolahan batubara cair) dan coal upgarding atau peningkatan kualitas batubara.
Acara halal bihalal ini selain dihadiri direksi dan keluarga besar PTBA hadir juga unsur Muspida dan pejabat dilingkungan Pemkab Muara Enim. (yud)


