Shacman, Truk Berbahan Gas Lirik Sumsel

DSC_0505----
Tronton Shacman mulai memasukkan produknya di Sumsel. (foto-ferdinand)

Palembang, SN
Shacman, truk berbahan bakar gas asal Tiongkok mulai melirik pangsa pasar Sumsel dikarenakan wilayah Sumsel sangat potensial untuk pengembangan produk pabrikan heavy duty trukc. Apalagi banyak perusahaan perkebunan, pertambangan dan logistik terdapat di Sumsel. Kondisi tersebut mencari incaran dari PT Shacmindo Perkasa selaku distributor mobil truk dan tronton Shacman untuk memasukkan produknya di Sumsel. Hal itu dikatakan  Direktur PT Shacmindo Perkasa, Satrio Mursandhi di sela-sela Gathering Coustomer di Ballroom Hotel Novotel, Senin (24/8).

Dikatakannya, produk yang mereka tawarkan banyak memiliki keunggulan selain ramah lingkungan juga lebih efesiensi bahan bakar. Karena dari hasil penelitian ditemukan fakta bahwa sumbangan terbesar pencemaran udara di Indonesia adalah kontribusi dari emisi gas buang dari kendaraan bermotor yaitu sekitar 85%. Diperparah dengan jumlah pertumbuhan volume kendaraan yang semakin tinggi dengan konsumsi bahan bakar yang memiliki kadar timbal yang tinggi serta kurangnya perawatan terhadap kendaraan itu sendiri.

“Karena itu isu seputar efisiensi yang dihasilkan oleh truk dengan bahan bakar alternatif sejalan dengan program Pemerintah RI dalam mencari sumber energi selain bahan bakar konvensional. Kami sudah mengikuti serangkaian uji coba yang dilakukan baik on the road maupun off the road dengan tingkat tanjakan mencapai 30 derajat baik tanpa muatan ataupun dengan muatan seberat 30 ton,”jelasnya sembari mengatakan, untuk harga 1 unit truk bisa mencapai Rp 1, 262 miliar.

Dijelaskannya, untuk penjualan secara global di tahun 2015 terjual sebanyak 1100 uni, sedangkan target penjualan di Sumsel belum dapat dipastikan mengingat masih melihat pangsa pasar dan penjajakan yang dilakukan kepada pihak swasta. Saat ini baru ada 4 unit yang mengunakan produk shacman yaitu perusahaan perkebunan di Kabupaten OKI.

Baca Juga :   Stok Beras Belitung Cukup Selama Tiga Bulan

sementara itu Direktur Compressed Natural Gas (CNG) Hilir Raya,  Hernoe Roesprijadji, mendukung masuknya produk Shacman. Meskipun di Palembang masih minim SPBG disebabkan masih minimnya tingkat kesadaran masyarakat untuk menggunakan kendaraan berbahan gas. “Baru ada 2 SPPG yang beroperasi dari 5 yang ada, kebanyakan yang mengunakan bahan bakar gas adalah angkot dan bis mencapai sekitar 99 %. Masih sedikitnya kendaraan yang mengunakan bahan bakar gas karena untuk merubah tengki dari bahan bakar minya ke gas membutuhkan dana lumayan besar sekitar Rp 15 juta, inilah yang menjadi kendala.  Jika ada yang perusahaan yang membutuhkan suplayer gas, kami siap membangun tempat penampungan BBG asalkan perusahaan yang bersangkutan memang berkompeten di bidangnya,”pungkasnya. (ima)





Publisher : Ferdin Ferdin

Pewarta Harian Suara Nusantara, www.koransn.com, Mingguan Suara Negeriku.

Lihat Juga

Menkop UKM: Fintech Harus Dukung UMKM Jadi Bagian Hilirisasi Industri

Jakarta, KoranSN Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebutkan kehadiran fintech peer to peer (P2P) …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!