Siasat Jamuan Makan Muluskan Jalan Lahat

H Saifudin Aswari Rivai

Palembang, SN

Sang mentari baru saja menampakkan sinarnya yang perlahan menyapu kegelapan sebagian jalan lingkar utara, awal pekan lalu. Di jalan sepanjang 11 kilometer (km) dari Desa Manggul hingga Desa Talangkabu, Kecamatan Lahat Kota itu, terlihat pula sejumlah kendaraan roda dua maupun roda empat lalu lalang menandakan kehidupan dan ekonomi mulai berdenyut. “Jalan lingkar itu telah memberikan manfaat bagi kami,” ujar Habil, 39, warga Desa Talangkabu.

Habil betul, jalan lingkar utara Lahat yang diresmikan empat tahun silam tersebut telah menjadi sarana lalulintas yang diandalkan masyarakat Bumi Seganti Setungguan. Bahkan menjadi lalulintas seluruh transportasi seperti dari Kota Pagaralam kendaraan akan melewati wilayah Muarasiban menuju Terminal Batai. Kemudian melalui jalan lingkar di wilayah Talangkabu demikian juga dengan kendaraan dari wilayah Empatlawang. “Kondisi seperti itulah yang memang Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lahat idamkan. Tadinya sebagian masyarakat kesulitan mengakses pusat kota, kini telah terbuka,” ujar Bupati Lahat Aswari Riva’i.

Jalur perekonomian di wilayah lingkar itu telah menunjukkan perkembangan yang cukup bagus, sehingga mampu menjadi sentral pembangunan Kota Lahat. Kabupaten yang berada diujung barat Provinsi Sumsel dan berbatasan dengan Provinsi Bengkulu itu, memiliki luas wilayah sekitar 4.000 km persegi, banyak desa di kabupaten itu yang masih masuk dalam kategori terpencil. Penduduknya pun tidak banyak, hanya sekitar 400 ribu jiwa.

Maka itu tidak salah lagi, program pembangunan infrastruktur jalan merupakan salah satu yang menjadi prioritas pemerintah Lahat, selain soal pembangunan air bersih, kesehatan, pendidikan dan penerangan listrik.

Saat ini dari total 1800 km jalan yang ada di Lahat sekitar 75% diantaranya telah dibangun dengan cukup mulus. Namun, untuk pembanguan jalan yang kerap menyedot APBD cukup besar tersebut disiasati Bupati Aswari dengan melakukan pendekatan kepada warga sehingga biaya bisa ditekan lalu dialihkan ke sektor pembangunan lainnya.

Baca Juga :   Deteksi Dini, Anggota Koramil Tanjung Batu Cek Kesehatan

Untuk pembangunan jalan kebun umpamanya, Wari -sapaan akrab sang Bupati- meminta warga yang punya lahan luas untuk menyumbangkan tanah beberapa meter sebagai jalan. Lalu masyarakat diajak bergotong royong membangun jalan, sedangkan pemerintah menyediakan alat-alat berat. “Waktunya pengerasan jalan barulah dana APBD digunakan,” ungkap Aswari, sembari mengatakan saat ini sudah 160 km jalan kebun di berbagai desa sudah dibangun dengan cara gotong royong.

“Saya menargetkan sebelum masa jabatan berakhir pembangunan jalan telah tuntas 100 persen,”  tegasnya.

“Kearifan lokal”

Bukan mustahil, target itu dapat tercapai soalnya siasat Aswari memanfaatkan kearifan lokal cukup jitu. Tengok saja, saat turun ke desa Aswari mengubah pola kunjungannya yang semula kerap dilayani masyarakat lalu dibalik menjadi bupati melayani warga.

Biasanya bupati beserta rombangan dijamu makan enak, tetapi tidak sedikit warga cuma menonton dan tidak ikut makan bersama. Padahal warga yang menyuguhkan makanan belum tentu warga yang mampu.

Cara itu dibalik Wari. Setiap kali berkunjung ke satu desa, dia membawa katering sendiri. Porsinya menyesuaikan jumlah warga desa yang dikunjungi ditambah separoh. Misalnya, jika di desa X ada 1.000 orang, dia bawa 1.500 porsi. Hidangan tersebut dikombinasikan dengan suguhan yang sudah disiapkan warga. Dengan demikian, bupati dan warga bisa makan bersama disetiap kunjungan.

Apa yang dilakukan sang Bupati sekaligus berbagi sebab tidak sedikit warga Lahat masih kekurangan. Ada diantaranya pula hanya mampu makan daging sapi saat Idul Adha saja. Kunjungan kerja dimanfaatkan Wari untuk menyenangkan warga dan membangun kebersamaan. Karena itu, tidak ada warga yang memanggilnya bupati. “Ya ada warga yang memanggil saya dengan sapaan nama yakni Wari atau kak Wari,” ungkapnya.

Wari punya cerita tersendiri soal katering tersebut. Setiap selesai acara, jumlah piring yang kembali tidak pernah utuh. Kadang 300 piring tidak kembali. Tampaknya, beberapa warga begitu senang dengan jamuan bupati sehingga piringnya mereka bawa pulang sebagai kenang-kenangan.

Baca Juga :   Penerapan Satu Jalur di Jalan Mayor Ruslan Mulai Diberlakukan

Bukan itu saja, Wari membuka lebar-lebar pintu rumah dinasnya. Rumah dinas bupati kini menjadi ruang publik di Lahat. Hampir 80% masyarakat Lahat sudah merasakan duduk dan makan bersama di pendopo kabupaten. “Di Lahat, Anda tidak akan menemukan mal yang megah atau gedung-gedung yang indah. Tidak berguna juga kalau warga tidak bisa ke sana,” tegasnya.

Kalau kebutuhan dan infrastruktur dasar terpenuhi, warga tinggal berpikir tentang cara memutar roda ekonomi masing-masing.
Tidak heran, APBD Lahat setiap tahun meningkat. Pada 2009, APBD Lahat sebesar Rp 780 miliar dalam kondisi defisit Rp 80 miliar. Dalam waktu enam tahun, saat ini kekuatan APBD Lahat telah mencapai Rp 1,8 triliun yang sebagian besar dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur dasar.

Rupanya, apa yang telah dilakukan Aswari Riva’I mendapat apresiasi Gubernur Sumsel Alex Noerdin. Gubernur mengatakan, pembangunan berbagai sarana dan prasarana umum di daerah ini sudah berkembang harus dipelihara dan terus ditingkatkan lagi. Jalan dan jembatan di kabupaten itu sudah cukup bagus.

“Dengan keberhasilan tersebut pihaknya merasa bangga dan memberikan apresiasi yang tinggi atas kerja keras yang dilaksanakan selama ini,” kata Alex  setelah menghadiri acara peringatan ke-146 hari jadi Kabupaten Lahat, Mei tahun lalu.
Menurut Alex, pembangunan suatu daerah tidak mungkin menggunakan pendanaan sendiri dan perlu bantuan dari berbagai tingkatan termasuk dari pemerintah pusat dan investor. Pembangunan harus ada investasi dari luar sehingga akan menggerakan perekonomian masyarakat. Untuk investasi masuk ke Sumsel ada syaratnya pertama, investor harus kenal dengan daerah ini.

Selain itu investor harus yakin bahwa infrastruktur cukup dan yang terakhir harus ada komitmen antara pemerintah dan masyarakat. (ADV/Hms)





Publisher : Fitriyanti

Lihat Juga

Finalis Duta Perpustakaan SD Negeri 17 Talang Ubi Kunjungi Disdik PALI

PALI, koranSN Belasan calon duta perpustakaan SD Negeri 17 Kecamatan Talang Ubi, mendatangi kantor Dinas …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!