
KALAU mau mendapatkan pelayanan maksimal di rumah sakit di Palembang, terutama untuk peserta Askes atau BPJS, harus tahan nafas dulu. Bila ada pasien yang harus dirawat inap, sudah sangat biasa kamar inap justru tak didapatkan.
Penulis Suara Nusantara pernah tiga kali di tahun 2015 ini harus menahan sabar karena tak bisa mendapatkan kamar untuk rawat inap untuk keluarganya. Padahal pasien memang harus mendapatkan pelayanan lebih, sesuai anjuran dari dokter.
Tetapi mau apa lagi, tak bisa dan tak mungkin menunggu lama-lama di ruang gawat garurat. Dengan terpaksa harus pulang, dengan harapan besok atau lusa ada kamar yang kosong untuk pasien.
Bagaimana mau mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik, kalau ruang rawat inap saja harus antre berhari-hari. Bagaimana komitmen pemerintah untuk memberikan kesehatan yang baik dan maksimal bagi rakyatnya.
Kejadian ada pasien yang diduga harus pulang dan tak mendapatkan pelayanan yang baik di salahsatu rumah sakit, adalah puncak akumulasi dari permasalahan selama ini. Karena masalah dan dilema seperti itu sudah lama dan sangat sering terjadi di banyak rumah sakit. Tetapi memang tak terangkat ke permukaan.
Lalu sampai kapan masalah seperti ini akan ada? Intinya kenginan warga di Kota Palembang dan Sumsel kelas menengah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal tampaknya akan terus terkendala.
Ruang inap yang terbatas, sementara jumlah pasien yang memang harus dirawat sangat banyak. Akibatnya pasien yang sakit harus rela antre dan menunggu berhari-hari untuk mendapatkan kamar.
Bahkan di salah ruang gawat darurat rumah sakit di Palembang, antrean pasien yang sangat banyak harus rela pulang ke rumah dan diberikan resep obat. Padahal seharusnya dirawat inap.
Pelayanan kesehatan untuk rakyat sangat penting dan utama dan jangan hanya basa basi.
Meningkatkan pelayanan saja tanpa menambahi fasilitas, maka akan sia-sia. Ini tanggung jawab pemerintah dan pengelola rumah sakit, karena saat ini kondisinya makin mendesak.
Silahkan Bapak-bapak cek di setiap rumah sakit di Palembang, semua kamar untuk rawat inap harus dipesan jauh hari.
Keluarga pasien harus menghubungi rumah sakit berulang-ulang agar kamar tak diambil orang lain. Hal ini adalah kenyataan yang sangat pahit dan menyakitkan, di tengah pemerintah yang terus menyatakan pelayanan kesehatan masyarakat nomor satu. Ternyata sulit mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik. (***)


