


Banyuasin, KoranSN.com – Sukardi SP, warga Kecamatan Banyuasin II sekaligus Ketua Asosiasi Penyuluh Kabupaten Banyuasin terpilih menjadi ketua KTNA periode 2015-2020 saat rembuk KTNA Banyuasin, Selasa (12/5) di Aula SPP Sembawa.
Sukardi SP menggantikan kepemimpinan Ketua KTNA lama M Sineng, yang menjabat Ketua KTNA Banyuasin selama 2 periode. Sukardi bercita-cita akan membangun KTNA kedepan lebih maju dan menjembatani nasib petani ke pemerintah.
“Dalam waktu dekat kami akan dilantik dahulu, setelah itu baru menyusun program kerja,” jelas Sukardi.
Sementara Bupati Banyuasin Yan Anton Ferdian SH saat membuka acara mengatakan, KTNA harus bisa lebih maju.
Menunjang program kerja pertanian, dan Wajib dukung Upaya khusus (upsus) IP 200, tanam jagung, padi, dan kedelai dari tahun ini hingga 3 th ke depan.
Di Sumsel, jelas Yan Anton, Banyuasin merupakan penghasil beras terbesar Se Sumsel, penerima upsus ini pun terbesar ada di Banyuasin.
“Saya harap Upsus di Banyuasin tidak hanya sekedar panen, tetapi berhasil, karena kalau tahun depan ingin bantuan pemerintah di tambah maka harusnya program Upsus IP 200 juga berhasil, bukan sekedar panen,” kata Bupati.
Kementerian Pertanian mempunyai target, 1,4 juta ton IP 200. “Saya dan seluruh jajaran yg ada seperti dinas pertanian, Baketpan, BP4K dan temen- PPL, juga KTNA bisa mendekatkan diri ke petani tidak hanya sekedar panen tapi mensukseskan IP 200,” tambah Yan Anton.
Yan Anton berharap, karena pemerintah tidak lagi memandang sederhana masalah pangan, sehingga pola pikir pertanian tidak sesimpel tahun yang lalu. Dengan kata lain dulu pemerintah import beras jagung dan kedelai, namun sekarang kita ditargetkan swasembada pangan.
Begitu pula masalah dukungan pemerintah masalah kendala petani, pemerintah tahun ini telah memberikan alat mesin pertanian (alsintan) jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya.
Tahun ini bantuan hand traktor sebanyak 350 unit, alat pemanen padi combine, alat perontok jagung, dan pompa air yang dibantu dari pusat dan kabupaten dilakukan pemerintah untuk mengurangi beban petani.
Terpisah Ketua KTNA Provinsi Sumsel H M Basjir DA, saat dikonfirmasi terkait sering anjloknya harga Beras saat panen raya di Banyuasin, lebih disebabkan karena petani tergantung dengan rentenir.
“Petani kita sering tergantung dengan hutang rentenir, jadi para pedagang menjatuhkan harga sepihak, tanpa melihat dampak pada petani,” Ungkap Basjir DA.
Selanjutnya HM Basjir DA berharap ada modal dari pemerintah untuk membeli gabah petani dengan standar pembelian pemerintah (HPP). “Lihat saja lumbung-lumbung pangan sering kosongnya dibanding penuh isinya, karena modal tidak ada petani akhirnya jual gabah ke pasar bebas,” jelas Basjir DA.
Menurut Basjir DA menanggulangi minimnya modal, pemerintah seyogianya membangkitkan lagi Kridit Usaha Tani (KUT) seperti era Soeharto. Kendala lainnya bagi pertanian di Kabupaten Banyuasin antara lain, minimnya tenaga penyuluh lapangan (PPL).
“Kami ini di Banyuasin umumnya Sumsel menginginkan penyuluh swakarsa, yang dibiayai oleh pemerintah, karena kerja petani akan didampingi oleh penyuluh swakarsa yang anggotanya adalan para ketua-ketua kelompok tani itu sendiri,” harap Basjir DA. (sir)



