
SUNGAI Musi yang posisinya di pusat Kota Palembang makin merana. Di musim kemarau ini selain airnya makin kecil dan surut, rupanya terjadi kondisi yang tak bagus untuk habitat di dalamnya. Air laut masuk sampai ke tengah.
Hanya untuk diketahui, perairan Sungai Musi yang membelah hilir dan hulu Kota Palembang sejak lama memang menyimpan fenomena tersendiri yang terjadi rutin saat kemarau panjang dan musim air pasang. Saat musim air surut di musim kemarau menyebabkan ikan air tawar harus melakukan penyesuaian, sehingga mengapung dipermukaan air. Kondisi ini membuat ikan air tawar yang mengapung disebabkan air asin yang terlalu banyak masuk di perairan air tawar.
Musim kemarau membuat intensitas hujan sangat minim, sehingga air asin saat musim pasang begitu pekat. Kondisi Sungai Musi secara umum air sungai yang coklat dan bau, di sekitar sungai banyak sampah dan sesekali ada pemandangan seonggok tumpukan eceng gondok yang melintas.
Tak hanya Sungai Musi yang menjadi kotor dan tercemar, nasib tak jauh berbeda juga dialami banyak anak sungai di Palembang. Banyak anak sungai yang hanya terlihat lumpur pekat dan sampah plastik. Lebih memprihatinkan lagi, badan sungai makin sempit karena serakahnya warga yang terus melakukan penimnbunan.
Kotornya sungai ini juga tak lepas dari lemahnya kontrol penguasa di Kota Palembang dari tiap periode, terlupakan untuk menjaga aset utama kota sendiri. Sungai Musi yang menjadi salah satu land mark kota, justru lepas dari yang namanya untuk terus dijaga. Padahal sebagai aset daerah yang posisinya di jantung kota, banyak sekali manfaat yang bisa didapat dari sungai ini. (***)


