

SANGAT wajar istilah “Bumi Seribu Megalit” melekat pada Kabupaten Lahat karena pada tahun 2012 dikukuhkan oleh MURI (Museum Rekor Indonesia); Kabupaten Lahat sebagai Pemilik Situs Megalit Terbanyak se Indonesia.
Megalit Kabupaten Lahat merupakan “Megalit Terbaik di Indonesia” seperti di tulis oleh Lonely Planet dalam bukunya berjudul Indonesia. Sebaran situs megalit berada di beberapa kecamatan seperti: Merapi Barat, Kota Lahat, Pulau Pinang, Gumay Ulu, Pagar Gunung, Tanjung Tebat, Kota Agung, Mulak Ulu, Jarai, Pajar Bulan, Muara Payang, Suka Merindu dan Tanjung Sakti.
Kehidupan masa prasejarah telah berkembang di Kabupaten Lahat ribuan tahun lalu, sebelum adanya kerajaan-kerajaan di Indonesia dengan peninggalan yang masih terlihat dengan jelas sampai saat ini. Peninggalan prasejarah merupakan periode kehidupan umat manusia yang mempunyai nilai budaya sangat tinggi.
Manusia prasejarah yang berkembang di Kabupaten Lahat telah mengenal peradaban seperti kalung, gelang, topi, senjata dan alat pertanian.
Peninggalan megalit di Kabupaten Lahat berupa: arca, arca menhir, lesung batu, lumpang batu, batu tegak, batu datar, dolmen, batu gelang, batu bergores, tetralith, bilik batu, lukisan bilik batu dan tempayan kubur. Jenis temuan megalit sebanyak 13 jenis hanya di temukan di Kabupaten Lahat.
Peninggalan megalit di Kabupaten Lahat muncul dalam bentuk yang begitu unik, dinamis, atraktif, langka dan mengandung unsur kemegahan serta bentuknya yang monumental. Peninggalan megalit merupakan suatu warisan nenek moyang yang tidak hanya wariskan budaya material yang begitu menakjubkan akan tetapi tersimpan nilai-nilai yang menjadi bukti otentik dari aktivitas masyarakat yang bermukim di Kabupaten Lahat yang dapat dicontoh dan diteladani seperti kreatifitas, inovasi, kerja keras, disiplin dan kerjasama.
Kabupaten Lahat juga mempunyai ratusan rumah adat atau rumah baghi.
Rumah baghi memiliki keunikan tersendiri tidak hanya dari bentuknya akan tetapi juga makna yang terdapat pada pahatannya. Rumah Baghi berbentuk rumah panggung dengan ketinggian sekitar 2 meter dari tanah. Sebagai tiang rumah menggunakan balok kayu bundar, untuk menyambung antar kayu menggunakan pasak dari kayu alias tidak menggunakan paku. Pada bagian penopang di atas tiang berupa balok kayu persegi dengan motif ukiran flora atau tumbuh-tumbuhan, begitu juga pada bagian dinding dan sudut dinding berukir motif flora. Begitu juga dalam pemasangan lembaran-lembaran papan dinding, dipasang pada kerangka dinding melalui lubang alur sebagai penguncinya.
Ciri khas lain yang ada pada rumah baghi adalah, sejak awal, rumah baghi dibuat tidak menggunakan jendela dan hanya memiliki satu daun pintu di bagian tengah. Daun pintu tersebut terbuat dari sekeping kayu dengan engsel berupa sumbu yang ada di atas dan di bawah daun pintu. Pada bagian dinding tengah terdapat corak bunga membentuk lingkaran. Bagian atap awalnya menggunakan ijuk akan tetapi saat ini telah berganti dengan bahan seng. Rumah ini memiliki ciri khas pada atapnya yang meruncing bagai tanduk tapi tidak sangat runcing.
Bagian dalam Rumah Baghi tanpa sekat atau kamar. Meski demikian, lantai di dalam ruangan memiliki dua tingkat. Lantai yang lebih tinggi itu terdapat pada bagian depan ruangan. Tempat tersebut diperuntukan sebagai tempat duduk meraje, yaitu keluarga dari garis keturunan laki-laki, seperti kakek, wak, dan paman. Sementara bagian bawahnya diperuntukan bagi anak belai, yaitu keturunan perempuan beserta suami dan anak cucu. Dari penempatan tersebut, terlihat bahwa masyarakat adat Besemah menganut garis keturunan laki-laki atau patrilineal.
Dari bentuknya secara keseluruhan, rumah baghi terdiri dari tiga ukuran, yaitu kecil, sedang, dan besar. Ukuran rumah baghi yang berbeda-beda tersebut merupakan penunjuk status sosial orang yang memilikinya. Selain ukuran rumah, corak, dan ornamen rumah yang indah juga menjadi penunjuk status sosial. Sejak dahulu masyarakat adat Besemah sudah memiliki daya cipta dan seni yang sangat tinggi. Hal tersebut juga tercermin dari bentuk fisik dan ornamen yang ada pada eksterior dan interior bangunan rumah.
Rumah baghi dengan pahatan menghiasi berbagai sisi rumah memberikan kesan kemegahan dan karya tinggi masyarakat Kabupaten Lahat ratusan tahun silam. Pahatan pada kayu balok bagian bawah dan tiang dinding dengan corak pahatan flora. Tiang, balok dan dinding berbahan kayu tanpa menggunakan paku untuk menyambung dan tanpa pengecatan.
Rumah baghi terdapat di beberapa kecamatan seperti: Pulau Pinang, Tanjung Tebat, Pagar Gunung, Kota Agung, Mulak Ulu, Pajar Bulan, Jarai dan Tanjung Sakti. Beberapa rumah baghi sudah mengalami perubahan bentuk tidak seperti aslinya seperti tiang sudah berganti menjadi tiang semen beton, tangga semen dan keramik, penambahan bangunan depan sehingga pahatan tertutup bangunan baru.
Kabupaten Lahat memiliki heritage masa kolonial terbesar kedua di Sumatera Selatan setelah Kota Palembang. Heritage tersebut masih berdiri dengan kokoh dan berfungsi seperti Bengkel Kereta Api Balai Yasa beserta komplek perumahan manager, karyawan dan mess, komplek SD dan SMP Santo Yosep, Wisma Lematang (eks rumah Asst Resident Lematang Ulu/eks rumah Dinas Bupati), Stasiun kereta api, terowongan Kereta api, SMP Persit Kartika Candra Kirana (eks Hollandsch-Chineesche School), Kantor CPM, Komplek Batalyon Zeni Tempur 42, Gereja Santa Maria, Rumah Sakit DKT (eks Juliana Hospital), Rumah Manager PLN Lahat, rumah keluarga bu Janna.
Geografis Kabupaten Lahat yang berbukit sehingga terdapat banyak air terjun, sungai, danau dan sumber air panas. Saat ini telah terdata di Kabupaten Lahat terdapat lebih dari 80 air terjun dengan ketinggian dan keindahan yang berbeda dan merupakan air terjun terbanyak di Sumatera Selatan. Pesona air terjun Kabupaten Lahat tersebar di beberapa kecamatan. Tiga sungai di Kabupaten Lahat telah dijadikan arena arung jeram yaitu sungai Lematang, sungai Selangis dan sungai Manna. Ketika berarung jeram selain menyusuri sungai juga akan melihat dan singgah di air terjun. Untuk arung jeram di sungai Lematang akan singgah di air terjun Salak dan arung jeram di sungai Selangis akan melihat 7 air terjun dan singgah di air terjun Buluh (7 tingkat). Sedang arung jeram di sungai Manna akan menikmati jernihnya air sungai dan indahnya pemandangan sepanjang sungai.
Sumber air panas di Kabupaten Lahat terdapat di Kecamatan Pagar Gunung dan Kecamatan Tanjung Sakti. Untuk sumber air panas yang berada di Kecamatan Pagar Gunung berada di desa Padang dan Danau di hutan lindung Bukit Barisan pada ketinggian 850 mdpl. Sumber air panas ini masih sangat alami dan jarang dikunjungi masyarakat. Dan sumber air panas di Kecamatan Tanjung Sakti berada di tengah desa Pajar Bulan, sehingga mudah di jangkau. Sumber air panas ini terletak tepat di bawah jembatan desa Pajar Bulan.
Bukit Serelo atau Gunung Jempol merupakan sebuah bukit yang sangat unik dan tiada duanya di dunia. Letak bukit ini di desa Padang Kecamatan Merapi Selatan atau berjarak 27 km dari pusat Kota Lahat. Bukit dengan ketinggian 900 mdpl menjadi simbol Kabupaten Lahat. Di sini juga terdapat pelatihan gajah Sumatera dan dapat dijadikan sarana untuk rock climbing.
Jenis bunga bangkai juga tumbuh di Kabupaten Lahat antara lain Amorphophallus Paeoniifolius, Amorphophallus Muelleri, Amorphophallus Gigas dan Amorphophallus Titanum yang merupakan jenis bunga majemuk tertinggi di dunia yang tumbuh di Desa Geramat Kecamatan Mulak Ulu dan Desa Muara Gelumpai Kecamatan Muara Payang.
Semua kekayaan alam Kabupaten Lahat yang sangat melimpah tersebut hingga saat ini belum tergali dan berkembang sebagai mana mestinya. Semoga kekayaan alam tersebut akan membawa kemakmuran dan kesejahteraan masyarakatnya. (mario andramatik)


