

Palembang, KoranSN
Speedboat 200 PK Merk Awet Muda yang ditumpangi sekitar 20 penumpang, Senin (18/3/2019) pukul 10.30 WIB menabrak Pohon Pedado yang berada di pinggiran Sungai Musi, tepatnya di perairan Jalur 10 Desa Upang Jaya Kabupaten Banyuasin. Akibat kejadian ini body speedboat hancur dan 7 korban meninggal dunia serta dua korban terluka.
Adapun tujuh korban yang tewas tersebut terdiri dari; Muhammad alias Mamat (50) dan Kodar (20) yang merupakan serang dan kernet speedboat, serta lima penumpang speedboat, yakni; Muhidin (40), Husnul (60), Sopian (60), Tarno (30) dan Ganjar Winarsih (39).
Selain itu, juga terdapat korban yang terluka dan dilarikan ke Rumah Sakit AK Gani Palembang, mereka yakni; Marbeto (48) menderita luka patah pada bagian kaki sebelah kanan, dan korban Setio Wahono (38) yang menderita luka di bagian kening. Korban yang tewas dan terluka tersebut merupakan warga Karang Agung Banyuasin.
Direktur Polair Polda Sumsel, Kombes Pol Imam Thabrani didampingi Kasubdit Gakkum, AKBP Munaspin mengatakan, kecelakaan tersebut terjadi bermula saat speedboat yang diserangi Muhammad alias Mamat sekitar pukul 08.30 WIB bertolak dari Primer Karang Agung Ilir Kecamatan Karang Agung Banyuasin hendak menuju Palembang. Ketika di perjalanan, speedboat sempat menurunkan penumpang di kawasan Simpang PU Banyuasin, kemudian speedboat kembali melanjutkan perjalanan mengarah ke Kota Palembang. Namun saat itu speedboat diserangi oleh karnet Kodar menggantikan serang speedboat Mamat yang beristirahat duduk di samping Kodar.
“Disaat speedboat melintasi Sungai Musi, tepatnya di perairan Jalur 10 Desa Upang Jaya Kecamatan Muara Telang Banyuasin, speedboat tiba-tiba berbelok mendadak ke pinggir sungaihingga mengakibatkan speedboat menabrak Pohon Pedado di pinggir sungai. Dari kejadian ini tujuh korban meninggal dunia, sedangkan dua korban terluka dan dilarikan ke Rumah Sakit (RS) AK Gani Palembang,” ungkapnya.
Masih dikatakannya, kecelakaan tunggal ini terjadi diduga lantaran kernet yang mengemudikan speedboat yakni Kodar sedang mengantuk.
“Karena yang mengemudikannya diduga mengantuk hingga membuat speedboat itu berjalan terlalu meminggir lalu speedboat menabrak Pohon Pedado. Untuk korban yang meninggal dunia dari kejadian ini ada yang dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Palembang dan ada juga yang langsung dibawa keluarga ke rumah duka untuk dimakamkan. Sementara untuk korban yang selamat telah pulang ke rumah masing-masing,” tandasnya.
Pantauan di Rumah Sakit AK Gani Palembang, suasana duka tampak saat sejumlah keluraga dan teman kerja dari salah satu korban, yakni Ganjar Winarsih datang ke rumah sakit. Hal ini dikarenakan korban Ganjar Winarsih yang diketahui Kepala Sekolah di SDN 22 di Kecamatan Banyuasin II ini menghembuskan nafas terkahir setelah tiba di rumah sakit tersebut.

Seketaris Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin, Zulkarnain saat ditemui di RS AK Gani Palembang mengatakan, dirinya mendapatkan informasi kecelakaan speedboat yang membuat korban Ganjar Winarsih meninggal dunia dari stafnya.
“Korban Ganjar Winarsih ini sudah sekitar tiga tahun menjabat sebagai Kepala Sekolah di SDN 22 Banyuasin II. Tentunya, kami berduka dengan kejadian ini dan nantinya organisasi PGRI akan memberikan bantuan untuk keluarga korban,” ungkapnya.
Menurutnya, korban Ganjar Winarsih menumpangi speedboat yang mengalami kecelakaan tersebut lantaran hendak mengurus dana BOS sekolahnya di salah satu bank di Kota Palembang.
“Saat kejadian korban Ganjar Winarsih ini satu kapal dengan Kepala Sekolah SDN 13 Banyuasin II, yakni Marbeto. Keduanya ke Palembang karena hendak mengurus dana BOS, sebab di kawasan Banyuasin II kan tidak ada bank. Namun saat di perjalanan, speedboat yang mereka tumpangi kecelakaan hingga membuat korban Ganjar Winarsih meninggal dunia. Sedangkan untuk korban Marbeto terluka dan kini masih dirawat di RS AK Gani Palembang,” tandasnya.
Kepala Dinas Perhubungan Pemkab Banyuasin, Supriyadi menambahkan, dari kecelakaan tersebut awalnya empat korban tewas di lokasi kejadian, kemudian dua korban tewas saat dilarikan ke Puskesmas tak jauh dari lokasi kecelakaan dan satu korban lagi meninggal dunia ketika tiba di RS AK Gani Palembang.
“Kecelakaan Speedboat Awet Muda ini bukanlah yang pertama kalinya, sebab tahun lalu Speedboat Awet Muda juga pernah mengalami kecelakaan. Nah, terkait kecelakaan ini, kami dari Dishub dari dulu selalu menghimbau para serang agar berhati-hati dan tidak melebihi kapasitas saat mengangkut penumpang, namun namanya speedboat ini kan alat bergerak dan juga tranportasi tradisonal. Jadi, walau selalu dihimbau, ya masih saja terjadi kecelakaan seperti ini,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Setio Wahono yang merupakan korban yang selamat dan hanya menderita luka di bagian keningnya mengatakan, ketika kejadian dirinya duduk di sebelah kiri serang. Di perjalanan speedboat tersebut menabrak Pohon Pedado yang pohonnya tampak turun di pinggiran sungai.
“Akibatnya menabrak pohon itu membuat speedboat hancur dan ketika itulah kepanikan terjadi, bahkan tampak korban yang meninggal dunia di lokasi kejadian jenazahnya terlihat tergeletak di pinggiran sungai. Saat kejadian ada beberapa penumpang yang berada di dekat serpihan speedboat itu, sempat saya tolong dengan menarik tubuh korban ke pinggiran sungai. Tak lama kemudian, kami ditolong para nelayan yang melintasi lokasi kejadian,” tutupnya.
Terpisah, Humas Basarnas Palembang Taufan mengatakan, usai mendapati informasi kecelakaan tersebut pihaknya dari Basarnas Palembang langsung mendatangi lokasi kejadian melakukan pencarian dan pertolongan terhadap para korban.
“Setiba di lokasi Tim Basarnas Palembang mengevakuasi para korban yang terluka ke rumah sakit, selain itu tim juga mengevakuasi para korban yang meninggal dunia ke Rumah Sakit Bhayangkara Palembang,” pungkasnya.
Sedangkan Dandim 0430/Banyuasin, Letkol Arh Alfian Amran ST MM ketika dikonfirmasi mengungkapkan, jika dirinya turut prihatin dan berduka atas kejadian kecelakaan speedboat tersebut. Bahkan dirinya telah memerintahkan Danramil 430-02/Sungsang serta para Babinsa untuk turut serta membantu Tim Basarnas dan BPBD dalam melakukan evakuasi terhadap para korban.
Dengan terjadinya kecelakaan tersebut dirinya pun menghimbau kepada masyarakat pengguna jasa angkutan air dan sungai maupun pemilik speadboat untuk menyiapkan perlengkapan dan alat pegaman seperti pelampung dan sebagainya, agar dapat membantu ketika terjadi kecelakaan.
“Ini sebagai bahan pembelajaran, jadi kedepannya kita menghimbau kepada para pemilik speedboat angkutan sungai untuk menyiapkan alat pengaman bagi para penumpangnya,” himbaunya. (ded/sir)


