

Palembang, SN
Rencana pembangunan pasar di beberapa kabupaten/kota di Sumsel bataldilaksanakan tahun ini. Padahal rencananya, tahun ini ada empat daerah yang mendapat bantuan dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI. Yakni, di Pagaralam, Palembang, Lubuk Linggau dan Prabumulih. Total bantuan yang diberikan oleh Kemendag RI sebesar Rp32 miliar.
“Baru ada pasar di Palembang yang terealisasi dengan anggaran Rp12 miliar. Yang lain belum dikerjakan tahun ini,” ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumsel, Ir H Permana MM, Senin (12/10).
Diakui dia, tak semuanya terealisasi dikarenakan adanya kesalahan teknis dari setiap daerah yang mendapat bantuan tersebut. Seperti tiga daerah lainnya yakni Pagaralam Rp6 miliar, Prabumulih Rp8 miliar, dan Lubuk Linggau Rp6 miliar.
“Mereka mengira dana anggaran itu sudah termasuk untuk kesiapan lahan. Padahal itu hanya untuk kontruksi saja,” kata dia.
Karena itu, lanjut Permana, anggaran tersebut akan kembali dilanjutkan programnya di tahun mendatang. Permana mengungkapkan, tidak ada yang berbeda dengan perencanaan pembangunan pasar awalnya, hanya pelaksanaannya ditunda menjadi tahun depan.
Program pembangunan pasar tersebut dilakukan Kemendag guna meningkatkan potensi jual beli di pasar, dan menampung serta menghidupkan perdagangan di Sumsel.
Menurut Permana, bisa saja Kemendag menambah bantuan anggaran dan jumlah kabupaten/kota yang mendapat bantuan tersebut, hanya saja daerah yang akan dituju harus mengajukan permintaan tersebut ke Kemendag.
“Tentunya dengan cara mempersiapkan rancangan DED dan rencana serta lokasi pembangunan atau perbaikan pasar yang dipilih,” ungkap dia.
Permana menjelaskan ada beberapa kendala kabupaten/kota belum dapat merealisasikannya. Yakni belum adanya lokasi pembangunan atau revitalisasi pasar juga sertifikat lahan yang akan ditentukan pun belum ada. Sehingga pihaknya berencana untuk memberikan himbauan agar secepatnya disiapkan dan itu adalah langkah jemput bola.
“Jika persiapan sudah jelas, pastinya pasar itu akan cepat bisa operasional. Karena dana sudah siap hanya butuh kesiapan dari tiap kabupaten/kota saja,” tukasnya.
Kenapa hanya empat kabupaten/kota itu saja yang menerima bantuan Kementerian Perdagangan? Permana menuturkan, empat kabupaten/kota itu berada di kawasan strategis dan menjadi tempat transaksi dagang yang ramai.
“Kabupaten/kota lain belum mendapat giliran saja,” cetusnya.
Sebagai syaratnya, kabupaten/kota yang ditunjuk harus memenuhi kriteria yang ditentukan pusat, yakni tingkat transaksi perdagangan yang tinggi, pasokan banyak, dan dekat dengan lingkungan pasar.
“Kementerian Perdagangan ingin memperbaiki fisik pasar tradisional di Indonesia agar bisa tumbuh bergandengan dengan pasar modern. Pasar tradisional bisa bersaing nantinya, asal bersih, tidak bau, dan dingin. Ditambah jam buka pasar tradisional lebih cepat dari modern, jadi ini menjadikannya lebih unggul,” tandasnya. (yun)


