

Palembang, KoranSN
Puluhan massa aksi yang menamakan Gerakan Mahasiswa (Gema) Pembebasan Sumsel mendesak pemerintah membubarkan Densus 88 yang dinilai telah bertindak sewenang-wenang terhadap umat Islam. Mereka juga menegaskan bahwa aksi terorisme bukanlah berasal dari Islam.
Hal ini disuarakan Gema Pembebasan Sumsel saat berunjuk rasa di gedung DPRD Sumsel, Senin (21/3/2016).
Pengurus Gema Pembebasan Sumsel, Bambang Haryanto mengungkapkan, aksi terorisme tidak ada dalam ajaran agama Islam, tetapi oleh Densus 88, aksi ini selalu dikaitkan dengan Islam.
“Teroris tidak ada dalam Islam. Islam tidak mengajarkan membunuh, baik kepada sesama muslim maupun non muslim,” kata Bambang.
Ia mengatakan, sebutan teroris berasal dari Amerika, dan selalui diidentikan dengan perbuatan umat muslim. Hal ini terbukti dengan sejumlah peristiwa pengeboman yang dilakukan umat non muslim, dan pada akhirnya diklaim bukan aksi terorisme.
“Mereka yang bukan mengatasnamakan Islam tidak pernah dikatakan terorisme, padahal aksinya juga banyak memakan korban. Oleh karena itu, kami meminta bubarkan Densus 88 dan hapus undang-undang (UU) Terorisme,” beber Bambang berorasi.
Sementara itu, Kasubag Aspirasi DPRD Sumsel Kurniati Sari yang menerima massa aksi, mengungkapkan akan menindaklanjuti aspirasi Gema Pembebasan dan akan melaporkan tuntutan massa ke pimpinan DPRD Sumsel.
“Sebagian besar Anggota DPRD Suymsel ada diluar kota. Dan apa yang menjadi aspirasi akan saya sampaikan kepada pimpinan dan komisi yang berkompeten,” katanya. (awj)


