

Muratara, KoranSN
Peristiwa warga Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Siti Rohani (55) yang ditemukan tewas diduga bunuh diri, akibat tekanan ekonomi beberapa hari lalu, membuat tokoh pemekaran Kabupaten Muratara angkat bicara.
Salah satu tokoh pemekaran Kabupaten Muratara, Syaiful sangat menyayangkan dan pilu hati. Ia mempertanyakan peran Pemerintah Kabupaten Muratara, sehingga angka kemiskinan di Muratara masih sangat tinggi.
“Pemerintah seolah-olah tidak tahu, jangan kalian berkoar bahwa jumlah kemiskinan di Kabupaten Muratara menurun, tapi buktinya angka kemiskinan di Kabupaten ini masih tinggi. Ini salah satu bukti bahwa ada warga di Kabupaten Muratara yang meninggal dunia diduga bunuh diri akibat tekanan ekonomi keluarga,” kata Syaiful, ditemui Selasa (19/3/2019).
Menurut Syaiful, peristiwa dugaan bunuh diri akibat faktor ekonomi tersebut, tidak sesuai dengan slogan ‘Muratara Bangkit’, dan menunjukkan program itu belum mendapatkan hasil yang optimal dan nyata.
Sementara itu Bupati Muratara HM. Syarif Hidayat belum lama ini mengakui jika angka kemiskinan di Kabupaten Muratara masih tinggi. “Jumlah angka kemiskinan kita masih 33 ribu,” ujarnya.
Ia menjelaskan, salah satu upaya dari pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan adalah meningkatkan mutu pendidikan dan membangun infrastruktur.
“Contohnya tahun ini kita membangun jembatan di Kecamatan Ulu Rawas, membangun jalan di Kecamatan Nibung dan Kecamatan Rawas Ilir. Semua itu termasuk indeks indikator penurunan angka kemiskinan. Kemudian dari segi kesehatan, kita juga sudah mempunyai enam puskesmas standar rawat inap, ditambah lagi kita akan bangun Puskesmas di Kecamatan Karang Dapo dan Kecamatan Rupit,” ungkapnya. (snd)