

Palembang, SN
Musim penghujan membuat Sungai Musi menjadi pasang, debit air meningkat sehingga membuat sampah kiriman makin banyak. Alhasil produksi sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukawinatan meningkat drastis, bahkan mencapai 300 ton/per hari.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kebersihan Kota Palembang, Agoeng Nugroho, Selasa (24/11).
“Paling banyak sampah eceng gondok yang masuk, sampah ini sebagian besar kiriman dari daerah terdekat Palembang,” jelasnya.
Menurut Agoeng, sampah kiriman ini berasal dari beberapa wilayah seperti Banyuasin dan Ogan Ilir (OI). Sampah ini mengalir melalui Sungai Musi dan mengalir ke Kota Palembang, termasuk sampah-sampah yang ada di bibir sungai terbawa arus air dan membuat volume sampah plastik makin tinggi.
Ditambahkan Agoeng, sebenarnya volume sampah di Kota Palembang saat ini sudah mulai berkurang, secara total mencapai 1.000 ton per hari, namun yang tercover mencapai 500 ton lebih per hari. Untuk armada pengangkut yang ada saat ini, menurutnya secara total ada 102, namun yang berfungsi maksimal hanya 57 persen.
“Kekurangan armada ini menjadi kendala, sampah yang masuk TPA kadang harus beberapa kali bolak balik, sementara armada kita sudah mulai banyak yang tua,” katanya.
Untuk mengcover sampah di Kota Palembang, pihaknya mendapat 3 armada tambahan dan satu eksapator untuk pengelolaan sampah di TPA.
“Untuk mengelola sampah, kami semakin mudah karena mendapat satu eksavator baru, untuk armada pengangkut memang ada tambahan namun masih kurang,” katanya.
Menurut Agoeng, pengelolaan sampah sudah jauh lebih baik, bahkan di TPA Sukawinatan mendapat penghargaan pengelolaan sampah terbaik.
“Walau tidak semua sampah bisa masuk maksimal ke TPA, namun pengelolaan sampah di Palembang paling baik se Indonesia,” katanya. (rik)


