


Lahat, SN
Perjungan panjang warga Desa Padang Lengkuas Kecamatan Lahat terus berjalan betapa tidak menurut warga desa tersebut lahan yang mereka miliki selama ini tiba-tiba berpindah tangan menjadi perkebunan sawit. Kondisi ini membuat warga setempat geram apalagi meraka sudah seringkali mengadu ke pemerintah bahkan ke DPR RI sayangnya semua sia-sia saja.
Nawawi (69) warga Desa Padang Lengkuas, Kecamatan Lahat mengatakan, dalam memperjuangkan tanah nenek moyang yang diserobot pihak PT Arta Prigel. Meski sudah merasa lelah memperjuangkan lahan, sejak 20 tahun yang lalu, baginya lahan tersebut merupakan kehormatan.
Apalagi menurutnya, banyak warga Desa Padang Lengkuas yang lahir di lahan yang kini diklaim perusahaan Arta Prigel itu. Bahkan nenek moyang mereka dikubur di kawasan tersebut sebelum akhirnya dipindahkan ke tanah desa.
“Bahkan dulu kita sudah berjuang sampai ke DPR RI Tapi apalah daya kita hanya masyarakat kecil sehingga pihak perusahaan tidak pernah menggubris,” Kata dia.
Rabu (27/5) kemarin ratusan warga inipun kembali mendatangi areal PT Arta Prigel sementara dua truk anggota Polres bersiaga. Tak hanya itu, demi ketertiban anggota Mapolsek Lahat dan Mapolsek Kecamatan Pulau Pinang ikut dikerahkan.
“Kita memantau dan bersiaga menjaga ketertiban. Kita bersyukur sejauh ini aksi berjalan damai dan tertib,” terang Kapolsek Pulau Pinang, Iptu Djoko Suyuto, ketika dibincangi di kawasan kebun sawit perusahaan lokasi tempat massa berkumpul.
Dikatakan Djoko, kehadiran massa akan memasang portal di lahan yang diklaim warga yang sejauh ini ditempati pihak perusahaan. Sementara, warga menggunakan truk dan sepeda motor terus berdatangan.
“Kami sudah lama memperjuangkan hak kami. Ini tanah kami yang dahulu desa kami,” tegas Ketua Karang Taruna Desa Lubuk Lengkuas, Harwansyah. (fiz)

