

Palembang, SN
Hingga saat ini masih banyak warga tepian Sungai Musi yang mengaku kesulitan mendapatkan air bersih. Padahal, bantuan untuk sambungan baru masyarakat tidak mampu 3 tahun terakhir mencapai 13.300 sambungan.
Rinciannya, 12.000 sambungan bantuan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) telah digelontarkan pada 2013-2014 melalui dana sharing bantuan dari Australian Agency for International Development (Ausaid) dan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Untuk tahun ini sendiri 1.300 sambungan baru sudah diberikan dengan harga murah sekitar Rp300.000 per sambungan. Namun, bantuan tersebut belum sampai ke warga di Seberang Ilir maupun Seberang Ulu, tepian Sungai Musi. Padahal, banyak dari warga ini yang tidak mampu.
Direktur Operasional Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi Palembang Andy Wijaya mengatakan sesuai dengan target tahun ini sebanyak 1.300 sambungan murah telah diberikan kepada pelanggan yang kurang mampu. Jumlah ini menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena hanya menggunakan APBN.
“Nanti akan kami sosialisasikan kepada penduduk yang ada ditepian Sungai Musi, untuk tahun ini sudah ada 1.300 yang kami berikan sesuai dengan target dan untuk dana pastinya nanti akan kita cek di kantor,” katanya, Rabu (9/12).
Sedangkan, warga tepian Sungai Musi di RT 08 kawasan 32 Ilir, Kecamatan Ilir Barat (IB) II, warga sekitar banyak yang masih belum memiliki sambungan air bersih. Selama ini air yang diambil langsung dari sungai dan hingga kini tidak ada sosialisasi apa pun dari pemerintah terhadap bantuan pemasangan murah tersebut.
Riki (30) salah satu warga mengatakan, sejauh ini tidak mengetahui persis tentang bantuan pemasangan baru PDAM ini. Bahkan jika pun ada, tidak pernah ada kegiatan ataupun warga di sekitar dikumpulkan untuk sosialisasi mendapatkan bantuan sambungan murah ini. Padahal, warga tepian sungai ini terdata resmi di kecamatan setempat dan tergolong masyarakat kurang mampu.
“Banyak di sini para tukang becak, ada juga yang nelayan di Sungai Musi, kuli bangunan dan berbagai profesi lainnya, yang kurang diperhatikan. Apalagi soal air bersih, mereka ini mengambil langsung dari sungai yang saat ini sudah mulai keruh,” katanya.
Menurutnya, untuk membeli air bersih sejumlah warga ini tidak sanggup, bahkan untuk mendapatkan air bersih sebagian warga mengendapkan air yang didapat dari Sungai Musi selama beberapa hari lalu kemudian disaring untuk di konsumsi.
“Airnya kadang bau minyak, kadang juga ada bau tanah dan sebagainya, kalau ada bantuan murah pasti warga sekitar senang dan mau memasang baru, karena biaya untuk pasang baru ini sangat mahal bagi mereka ini,” katanya. (rik)


