Yuliana Kini Bebas Dari Pasung

Yuliana saat masih dipasung di ruang sempit selama empat tahun. (foto/Deni)
Yuliana saat masih dipasung di ruang sempit selama empat tahun. (foto/Deni)

Palembang, KoranSN

Yuliana (26), warga Jalan Faqih Usman Lorong Sinteren RT 01 RW 10 Kelurahan 2 Ulu Kecamatan Seberang Ulu (SU I) Kota Palembang, yang di pasung dengan kedua kaki di rantai sejak empat tahun lalu, kini sudah di bawa oleh dinas sosial (Dinsos) ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Ernaldi Bahar untuk mendapatkan perawatan yang layak.

Hal tersebut di pastikan oleh Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kota Palembang, Faisal melalui telepon, Selasa (23/2/2016).

Ia mengaku, setelah mendengar adanya laporan pemasungan terhadap Yuliana, pihaknya langsung mengambil langkah sigap memberikan bantuan.

“Hal ini terjadi karena sudah minimnya rasa peduli terhadap sesama dalam kehidupan bermasyarakat,” ujarnya.

Faisal pun menghimbau, untuk kejadian seperti ini seharusnya masyarakat di harapkan segera memberitahukan kepada Dinsos agar dapat segera diberikan bantuan secara langsung, bukan dengan membiarkannya begitu saja.

“Saya harapkan, jika ada kejadian seperti ini, warga bisa langsung melaporkannya segera,” katanya.

Mengenai adik Yuliana bernama Sanda yang juga mengalami keterbelakangan mental, pihak Dinsos mengaku sudah membawanya ke Rumah Sakit Bari untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Sebagaimana diketahui, Yuliana (26), warga Jalan Paqih Usman Lorong Sinteren RT 01 RW 10 Kelurahan 2 Ulu Kecamatan SU I dipasung oleh keluarganya sendiri, dengan kedua kaki dirantai.

Yuliana ditempatkan di dalam kamar khusus sejak empat tahun lalu, untuk menghindari tingkah lakunya yang kerap mengamuk hingga membahayakan orang lain.

Menurut orang tua Yuliana, Santi (51), setiap hari ia harus menyuapi Yuliana karena tidak bisa makan sendiri. Ia mengaku, Yuliana mengalami gangguan jiwa sejak tahun 2012 silam, saat dibawa pergi teman laki-lakinya selama beberapa minggu.

“Saat pulang anak saya ini langsung menunjukan perubahan dalam dirinya, terkadang dia menangis sendiri, dan tanpa sebab ia juga terkadang tertawa. Lama-kelamaan anak saya sering marah-marah dan mengganggu tetangga dengan melemparin batu atau menghadang sepeda motor yang lewat dalam lorong,” katanya.

Baca Juga :   Belasan Kendaraan di Perbatasan Palembang-Banyuasin Diputar Balik

Ternyata beban yang diderita Santi, tak berhenti sampai disitu, selain Yuliana, adik Yulianapun bernama Sanda diduga juga mengalami keterbelakangan mental. Hanya saja, Sanda tak separah Yuliana, yang jika dibebaskan suka mengamuk dengan tetangga hingga Sanda pun tak perlu dipasung.

“Sanda, paling hanya tertawa saja dan jika ditegur dia menurut. Tak hanya itu, kehidupan kami ini sangat prihatin, selain memiliki anak yang memiliki gangguan jiwa, suami saya juga sudah enam tahun lumpuh hingga tak bisa mencari nafkah. Kami, makan sehari-harinya dari bantuan tetangga yang kasihan. Bahkan terkadang saya di beri beras, lauk pauk, kadang juga uang, dari situlah kami bisa makan, untuk itu kami berharap pemerintah dapat memperhatikan keadaan kami ini,” tuturnya. (tya/den)





Publisher : Anton Wijaya

Lihat Juga

14 Hari Seleksi CPNS Dibuka, Kanwil Kemenkumham Sumsel Terima 3.679 Pelamar

Palembang, KoranSN Pengadaan Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2023 …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!